Laporan Praktek Kerja Lapangan Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan di Instalasi Gizi RSUP Fatmawati
Hygiene dan sanitasi makanan adalah upaya untuk mengendalikan faktor
makanan, orang, tempat dan perlengkapannya yang dapat atau mungkin akan
menimbulkan penyakit atau gangguan kesehatan (Depkes, 2008, dalam tulisan
Melia W 2011). Hygiene perorangan yang terlibat dalam pengolahan bahan
makanan dapat dicapai, apabila dalam diri pekerja tertanam pengertian tentang
pentingnya menjaga kesehatan dan kebersihan diri.
Penyelenggaraan makanan yang hygienis dan sehat menjadi prinsip dasar
penyelenggaraan makanan di rumah sakit karena pelayanan makanan rumah sakit
di peruntukkan untuk orang sakit dengan ancaman penyebaran kuman pathogen
yang tinggi. Makanan yang tidak di kelola dengan baik dan benar oleh penjamah
makanan dapat menimbulkan dampak negatif seperti penyakit dan keracunan akibat
bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan atau hewan, serta dapat menimbulkan
alergi (Depkes Ditjen PPM dan PL, 2001). Terdapat 4 faktor yang memungkinkan
terjadinya peularan penyakit di rumah sakit melalui makanan yakni perilaku yang
tidak hygienis, adanya seumber penyakit menular, adanya media (makanan,
minuman) dan resipen. Pekerjaan dapat di selesaikan dengan sebaik-baiknya apabila
dalam diri pekerja memiliki sikap positif yaitu sikap jujur, disiplin, tanggung jawab,
hati-hati, cermat, dan teliti,senang akan keberhasilan serta menjaga kesehatan
(Endrah, 2011).
Keberhasilan dan kesehatan diri adalah syarat utama pengolahan makanan. Test
kesehatan terutama analswap dan pemotretan rontgen pada dada untuk melihat paruparu dan saluran pernapasan sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali, terutama
pengolahan makanan di Instalasi Gizi Rumah Sakit. Terdapat beberapa kebiasaan
yang perlu dikembangkan oleh para pengolah/penjamah makanan untuk menjamin
pakaian kerja atau apron yang tidak bermotif agar pakaian yang kotor mudah
terlihat.
2
Penerapan hygiene dan sanitasi makanan yang tidak tepat dan kurangnya
pengetahuan dengan penjamah makanan adalh faktor yang berperan dalam
penyebaran penyakit bawaan makanan (L. Sharif, 2013). Apabila makanan yang
diolah tidak hygiene maka dapat berdampak pada kesehatan manusia yang
mengkonsumsinya dan dapat mengakibatkan munculnya penyakit akibat makanan
dan infeksi makanan. Keracunan makanan adalah keracunan akibat toksik ynag
diproduksi oleh mikroba.
Rumah sakit memiliki makanan yang khusus untuk pasien yang dirawat karena
penyakitnya. Oleh karena itu makanan rumah sakit harus dapat menunjang bagi
kesembuhan pasien. Rumah sakit selain menyelenggaraan makanan untuk pasien,
rumah sakit juga menyelenggarakan makanan untuk karyawan dan dokter serta
karyawan dengan beban kerja tertentu yang perlu mendapat makanan tambahan
(Silvia, 2013).
Penjamah makanan di rumah sakit baik secara langsung maupun tidak langsung
dapat mempengaruhi kualitas makanan yang disajikan kepada pasien. Salah satu
aspek yang penting untuk menjaga agar makanan hygiene dan aman yaitu dengan
aspek hygiene dan sanitasi penjamah makanan. Pengolahan makanan bagi pasien di
rumah sakit Fatmawati berfungsi untuk mempertahankan daya tahan tubuh juga
membantu dalam mempercepat proses penyembuhan penyakit. Syarat dari makanan
yang disajikan harus memenuhi kebutuhan baik berupa kualitas maupun kuantitas
dari makanan itu sendiri. Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi akan
mempercepat proses penyembuhan dan akan memperpendek hari perawatan.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain