Laporan Pelaksanaan Keluarga Binaan Kasus Balita Gizi Kurang & Berat Badan Kurang RT 03 RW 07 Kampung Cibadak Desa Cijeruk Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor Jawa Barat
Masalah gizi kurang pada balita masih menjadi masalah mendasar di dunia. Menurut WHO (2013), jumlah penderita kurang gizi di dunia mencapai 104 juta anak. Menurut data Riskesdas (2018) di provinsi Jawa Barat prevalensi status gizi berat badan menurut umur (BB/U) untuk anak usia 0-59 bulan sebesar 10,6% mengalami gizi kurang. Prevalensi status gizi tinggi badan menurut umur (TB/U) sebesar 3,2% mengalami sangat kurus dan 5,2% mengalami kurus. Data tersebut merupakan masalah gizi kurang pada balita masih menjadi salah satu masalah gizi yang utama di Provinsi Jawa Barat. Di Kabupaten Bogor prevalensi berat badan kurang sebesar 4,62% terdiri dari 0,81% berat badan sangat kurang dan 3,82% berat badan kurang. 4 Penyebab dasar terjadinya gizi kurang pada balita adalah status ekonomi yang rendah (UNICEF, 2013). Kondisi kemiskinan mempengaruhi kondisi kesehatan pangan dalam keluarga (Almatsier, 2009). Penyebab dasar lainnya yang berkontribusi dalam terjadinya masalah gizi kurang pada balita adalah pendidikan (UNICEF, 2013).
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap orang tua. Perlunya perhatian lebih terhadap tumbuh kembang anak di usia balita didasarkan fakta bahwa kurang gizi pada masa emas ini bersifat irreversible (tidak dapat pulih), sedangkan kekurangan gizi dapat mempengaruhi perkembangan otak anak (Marimbi, 2010). Status gizi balita diukur berdasarkan umur, berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) (Kemenkes RI, 2013). Target nasional tahun 2019 adalah 17% maka prevalensi kekurangan gizi pada balita harus diturunkan 2,9% dalam periode tahun 2010 (19,9%) sampai tahun 2019 (17%) (Sardjoko, 2016).
Munculnya masalah gizi pada anak balita dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terikat. Secara langsung dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang pada usia balita, anak tidak mendapatkan asuhan gizi yang memadai dan anak menderita penyakit infeksi.
Pengetahuan, sikap dan praktik ibu tentang kesehatan menentukan status gizi balita. Menurut penelitian Anida (2015), menunjukkan bahwa status gizi balita dipengaruhi secara signifikan oleh pengetahuan, sikap dan perilaku ibu yang memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku gizi yang kurang memiliki kemungkinan balita dengan status gizi kurang 94%.
Keluarga binaan merupakan keluarga dengan anggota yang mengalami permasalahan gizi kurang yang dipilih dari hasil Survei Pengambilan Data Dasar (SPDD) pada bulan oktober 2022 untuk dibina dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan ini bertujuan agar mahasiswa memiliki pengalaman melakukan intervensi kepada masyarakat berdasarkan keadaan sesungguhnya serta membantu keluarga mengenali dan mengatasi permasalahan gizi yang terjadi di dalam keluarganya. Pada akhir masa pembinaan diharapkan terjadi perubahan pola makan, tingkah laku, tingkat pengetahuan hingga perilaku terkait gizi yang kedepannya diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan gizi yang terjadi di dalam keluarga tersebut.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain