Laporan Pelaksanaan Kegiatan Keluarga Binaan (KABIN) Kasus Balita Gizi Kurang di RT 002 RW 05 Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat
Masalah gizi yang terjadi pada balita dapat disebabkan karena tidak seimbangnya antara jumlah asupan makan atau zat gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan gizi yang dianjurkan pada balita dan adanya penyakit infeksi. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi asupan makan balita adalah pola asuh yang didapatkan anak. Pola asuh yang benar akan didapatkan jika ibu balita mempunyai pengetahuan terkait pengasuhan terutama gizi yang cukup. Pengetahuan gizi ibu yang kurang dapat menjadi salah satu penentu status gizi balita karena menentukan sikap atau perilaku yang ibu terapkan dalam memilih makanan yang akan dikonsumsi oleh balita serta pola makan terkait jumlah, jenis, variasi, dan frekuensi yang akan mempengaruhi asupan makan pada balita tersebut dan secara langsung akan berdampak pada status gizi balita tersebut.Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun 2018, prevalensi Status Gizi Kurang (BB/U) pada Balita (0 –59 bulan) sebesar 13,8%, dan prevalensi balita kurus sebesar 6,7%. Adapun berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Di Kabupaten Bogor, status gizi (BB/U) balita gizi kurang sebesar 11,43%, status gizi (BB/TB) balita sangat kurus sebesar 2,36% dan kurus sebesar 3,48%.5 Berdasarkan data SSGI Jawa Barat 2021, balita wasted (BB/TB) sebesar 5,3%, balita underweight (BB/U) sebesar 15%. Hal ini menandakan bahwa masalah gizi masih menjadi persoalan yang perlu diatasi. Salah satu upaya yang dilakukan oleh mahasiswa untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut adalah melaksanakan kegiatan Keluarga Binaan (KABIN). Kegiatan Keluarga Binaan (KABIN) merupakan salah satu kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di bidang Manajemen Intervensi Gizi Masyarakat (MIGM) di Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk, Bogor, Jawa Barat. KABIN dilaksanakan selama tujuh kali kunjungan langsung ke rumah responden yang anggota keluarganya memiliki masalah gizi. Kegiatan keluarga binaan ini berupa melakukan assessment dengan wawancara dan pengukuran antropometri, pemberian edukasi dan konseling terkait gizi dan kesehatan, serta monitoring. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu keluarga mengenali dan mengatasi permasalahan gizi yang terjadi. Pada akhir masa pembinaan, diharapkan terjadi perubahan pola makan, tingkat pengetahuan, hingga perilaku terkait gizi dan kesehatan yang kedepannya diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan gizi yang terjadi di dalam keluarga tersebut.
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain