Karya Tulis Ilmiah
Hubungan Jumlah Rokok yang Dihisap dan Frekuensi Makan Sehari terhadap Status Gizi pada Sopir Bus Antar Kota di Terminal Pondok Pinang Jakarta Selatan
Perilaku merokok menyebabkan lebih kurang 6 juta kematian per tahun. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 rerata proporsi perokok secara nasional di Indonesia adalah 28,8%. Jumlah batang rokok yang dihisap per hari per orang di Indonesia adalah 12,8 batang. Terdapat kecenderungan semakin sering merokok dan semakin banyak jumlah rokok yang dihisap maka semakin buruk status gizinya. Hal tersebut dikarenakan merokok dapat mengurangi selera makan sehingga mendorong perokok untuk mengurangi frekuensi makan sehari. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan jumlah rokok yang dihisap dan frekuensi makan sehari terhadap status gizi pada sopir bus antar kota di terminal Pondok Pinang, Jakarta Selatan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan desain penelitian cross sectional. Sampel diambil dengan cara purposive sampling berjumlah 50 responden sopir bus dengan usia 35 – 55 tahun. Analisis data univariat dan bivariat menggunakan analisis tabel secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi kategori malnutrisi banyak ditemukan pada responden berusia >48 tahun sebesar 54,2%, pada responden yang telah berprofesi sebagai sopir selama >15 tahun sebesar 55%, pada responden yang memiliki riwayat penyakit sebesar 60%, pada responden yang menghisap rokok 21 – 30 batang sehari sebesar 62,5%, dan pada responden dengan frekuensi makan sehari baik sebesar 55,6%. Oleh karena itu, kepada para sopir bus disarankan untuk mengurangi kebiasaan merokok karena dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa sopir bus yang menghisap rokok dalam jumlah banyak cenderung mempunyai status gizi malnutrisi.
Tidak tersedia versi lain