Skripsi
Mutu Organoleptik dan Tingkat Kesukaan Keripik Bawang "Tilobu" dari Formulasi Tepung: Hati Ayam, Daun Kelor, dan Biji Labu Kuning sebagai Alternatif Camilan Sumber Zat Besi, Beta Karoten, dan Seng
Anemia merupakan masalah gizi nasional di Indonesia, prevalensinya meningkat 13,6% dari tahun 2013-2018 pada remaja kelompok umur 15-24 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan keripik bawang “Tilobu” dengan formulasi tepung: hati ayam, daun kelor, dan biji labu kuning sebagai alternatif camilan sumber zat besi, betakaroten, dan seng. Jenis penelitian ini adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap 3 perlakuan (formulasi) dan 3 pengulangan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan, Laboratorium Uji Cita Rasa dan Laboratorium PT. Saraswanti Indo Genetech. Uji organoleptik keripik bawang “Tilobu” oleh 30 panelis agak terlatih, yaitu mahasiswa tingkat 3 dan 4 Jurusan Gizi dan Dietetika Poltekkes Jakarta II. Data organoleptik dianalisis menggunakan Uji Friedman dan Wilcoxon dengan p = 0.05 untuk menentukan tingkat kemaknaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi keripik bawang “Tilobu” berpengaruh terhadap warna, aroma, dan tingkat kesukaan ( p < 0,05 ). Formulasi T3 terpilih: 6g tepung hati ayam, 3,2g tepung daun kelor, dan 5g tepung biji labu kuning. Kriteria produk berwarna hijau tua, beraroma tidak langu dan amis, aftertaste pahit agak kuat, dan renyah. Hasil analisis zat gizi produk terpilih persajian (40g) energi 228,1 kkal, protein 6,5 g, lemak 15,1 g, karbohidrat 16,5 g, kadar abu 1,2 g, kadar air 1,8% , zat besi 1.4 mg, betakaroten 683,5 mcg dan seng 1,1 g sehingga dinyatakan sebagai alternatif makanan selingan sumber zat besi, betakaroten, dan seng. Disarankan agar dilakukan penelitian lebih lanjut pemberian keripik bawang “Tilobu” kepada remaja putri untuk meningkatkan kadar hemoglobin.
Kata Kunci : Anemia, Alternatif Camilan, Sumber; Zat Besi, Betakaroten, Seng
Tidak tersedia versi lain