Publikasi Dosen
Pengembangan Pangan Tabur Bergizi dari Pangan Lokal sebagai Sumber Protein, Betakaroten, Zat Besi dan Kalsium
Upaya Pemerintah mengatasi masalah gizi kurang dan stunting pada balita belum menggembirakan berdasarkan data Riskesdas 2013 dan 2018. Selain itu berdasarkan SEANUT 2013 sebagian besar baduta anemia, kurang asupan kalsium dan vitamin A. Perlu inovasi pangan tabur bergizi (PTB) untuk meningkatkan asupan zat gizi pada balita. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan formulasi PTB sebagai sumber protein, beta karoten, zat besi dan kalsium dengan organoleptik yang dapat diterima oleh panelis. Jenis penelitian adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap 3 perlakuan dan 3 replikasi. Bahan untuk PTB adalah pangan lokal dalam bentuk tepung (daging ikan lele, hati ayam, tempe, wortel dan tulang ikan lele dan ditambahkan bumbu dapur). Penelitian dilakukan di laboratorium Teknologi Pangan dan analisis zat gizi di Laboratorium Saraswanti - Bogor. Data uji organoleptik dianalisis dengan uji Friedman uji Wilcoxon dengan P=0,05 untuk menentukan signifikansi. Hasil Penelitian menunjukkan 3 formulasi PTB memiliki DIAAS 76, warna coklat kekuningan, aroma tidak amis dan tidak beraroma bumbu, rasa aftertaste pahit tidak nyata dan gurih, tekstur agak kasar dan cenderung disukai. Formulasi berpengaruh terhadap tingkat kesukaan (P < 0.05) dan yang paling berbeda adalah T2 (P < 0.05) sehingga dalam penelitian ini, T2 yang disarankan untuk diaplikasikan kepada kelompok sasaran. Komposisi T2 adalah tepung (hati ayam 1.5 g, daging ikan lele 6 g, tempe 1 g, wortel 1 g, tulang ikan lele 0.5 g dan bumbu 1 g). Satu sajian PTB (11 g) berkontribusi meningkatkan asupan zat gizi baduta yakni protein 41 %, vitamin A 83 %, zat besi 56% dan kalsium 42 % serta antioksidan betakaroten 505 mcg.
Kata kunci : Pangan Tabur Bergizi, Gizi Kurang, Baduta, Pangan Lokal, DIAAS
Tidak tersedia versi lain