Disertasi
Peran Inflamasi Usus Pada Anak Usia Di bawah 2 Tahun Terhadap Kejadian Pendek
Latar Belakang dan Tujuan: Prevalensi pendek pada anak usia di bawah dua tahun (baduta) di Indonesia pada tahun 2018 sebesar 29,9%, sedangkan di Jakarta sebesar 27,2%. Kondisi pendek pada awal kehidupan berhubungan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas, serta dapat mengurangi kapasitas fisik dan peningkatan risiko penyakit metabolik pada usia dewasa. Tujuan penelitian adalah memahami peran inflamasi usus pada baduta terhadap kejadian pendek.
Metode dan bahan: Studi dengan desain kasus kontrol yang dilakukan pada anak usia 6–23 bulan di Kelurahan Kampung Melayu, Jakarta. Penentuan subjek penelitian secara acak sederhana. Pendek ditetapkan berdasarkan nilai z-score panjang badan menurut umur (PB/U). Pengukuran panjang dan tinggi badan menggunakan infantometer dan microtoise. Penilaian hormon pertumbuhan berdasarkan kadar TSH, sedangkan penilaian inflamasi usus berdasarkan pengukuran kadar Reg 1B. Fungsi absorbsi usus ditetapkan dengan pengukuran kadar xilosa darah. Infeksi parasit dideteksi dengan pemeriksaan feses secara makroskopis dan kultur Blastocystis. Penilaian asupan energi dan zat gizi makro dilakukan dengan metode recall 24 jam. Frekuensi pengukuran panjang dan tinggi badan, inflamasi usus dan penilaian asupan dilakukan 2 kali dengan selang waktu 6 bulan.
Hasil: Pada penapisan 269 anak didapatkan 20,4% pendek dengan 55,8% laki-laki, 55,0% kelompok umur 12-23 bulan dan 47,3% memiliki kedua orang tua normal. Profil subjek penelitian adalah 61,1% laki-laki, 88,9% pada kelompok umur 12-23 bulan dan memiliki kadar TSH normal. Persentase rata-rata asupan energi dan zat gizi makro anak pendek lebih rendah daripada anak normal, tetapi tidak berbeda secara statistik. Pada subjek penelitian tidak ditemukan Soil Transmitted Helminths dan hanya 1 anak normal yang positif Blastocystis hominis. Untuk pemeriksaan Reg 1B tidak ditemukan perbedaan antara anak pendek dan normal, tetapi subjek penelitian yang mengalami peningkatan kadar Reg 1B sebagian besar terjadi penurunan nilai Z-score PB/U dan berbeda bermakna secara statistik. Pada pemeriksaan kadar xilosa darah tidak ditemukan perbedaan antara anak pendek dan normal. Dalam analisis korelasi, tidak diperoleh korelasi antara infeksi parasit usus dengan inflamasi usus dan malabsorbsi tetapi ada korelasi bermakna antara inflamasi usus dengan malabsorbsi.
Kesimpulan: Inflamasi usus terjadi pada anak pendek dan normal serta secara signifikan menurunkan nilai Z-score PB/U dari kedua anak tersebut dan berkorelasi secara bermakna dengan malabsorbsi.
Tidak tersedia versi lain