Skripsi
Analisis Antara Teknik Volumetric Modulated ARC Dan Intensity Modulated Radiotherapy Terhadap Dosis Organ AT Risk Pada Penyinaran Kanker Nasiofaring Di Instalasi Radioterapy Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membandingkan dosis yang diterima organ berisiko sekitar kanker nasofaring menggunakan teknik penyinaran Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) dan teknik penyinaran Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT)
Desain penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Data penelitian ini diambil dari data sekunder pasien pada bulan Mei sampai bulan Juni 2022 berupa gambaran planning CT Simulator kasus kanker nasofaring di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi. Data yang diperoleh akan digunakan untuk pembuatan perencanaan teknik Intensity Modulated Radiotherapy (IMRT) dan teknik penyinaran Volumetric Modulated Arc Therapy (VMAT) di Treatment Planning System (TPS). Dengan 5 sampel data pasien kanker nasofaring yang melakukan terapi radiasidi Instalasi Radioterapi Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi pada bulan Mei hingga bulan Juni 2022. Data diperoleh dengan cara melakukan diskusi dengan radioterapis dan fisikawan medis dan dilakukan observasi langsung di TPS untuk mendapatkan Teknik VMAT dan IMRT. Menggunakan data sekunder pasien yang didapatkan dari TPS, didapatkan hasil print out Dose Volume Histogram (DVH) 5 sampel pasien. Semua data dituliskan dilembar kerja. Berdasarkan hasil DVH penyinaran kelima sampel menggunakan Teknik penyinaran VMAT dan IMRT, dosis yang diterima dibandingkan dan dianalisis hasilnya yang kemudian dapat disimpulakan dari kedua Teknik penyinaran tersebut, mana yang lebih efektif dan efisien untuk pasien kaker nasofaring.
Dari hasil penelitian, organ berisiko sekitar kanker nasofaring (brainstem, spinal cord, optic chiasm, right optic nerve, left optic nerve, right eye, left eye, mandible, right lens dan left lens) menerima dosis yang tidak berbeda jauh antara penggunaan teknik penyinaran IMRT dan teknik penyinaran VMAT. Secara keseluruhan, dosis rata-rata yang diterima antara teknik penyinaran IMRT dan teknik penyinaran VMAT pada brainstem sebesar 5063,16 cGy dan 5042,2 cGy, pada spinal cord sebesar 3783,34 cGy dan 3573,22 cGy, pada optic chiasm sebesar 1497,42 cGy dan 1343,52 cGy, pada right optic nerve sebesar 2793,4 cGy dan 2213,34 cGy, pada left optic nerve sebesar 2671,72 cGy dan 1886,48 cGy, pada right eye 2077,9 cGy dan 1334,16 cGy, pada left eye sebesar 2115,7 cGy dan 1286,96 cGy, pada mandible sebesar 6590,46 cGy dan 6372,7 cGy, pada right lens sebesar 723,42 cGy dan 535,76 cGy, pada left lens sebesar 725 cGy dan 499,02 cGy. Dosis yang diterima seluruh organ
berisiko pada kedua teknik masih dalam batas toleransi yang diperbolehkan.
Kata Kunci : Kanker Nasofaring, Radioterapi, Organ Berisiko, IMRT, VMAT
Tidak tersedia versi lain