Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Pemberian ASI Eksklusif Terhadap Status Gizi Bayi di Puskesmas Kelurahan Johar Baru II
Masa bayi adalah masa keemasan sekaligus masa kritis bagi perkembangan bayi, karena pada masa kritis bayi sangat peka terhadap lingkungan dan pada masa keemasan bayi berlangsung sangat singkat dan tidak dapat diulang. Pemberian ASI sangat penting terutama dalam periode awal kehidupan, oleh karena itu bayi cukup diberi ASI secara eksklusif selama 6 bulan pertama tanpa menambah atau mengganti dengan makanan dan minuman lain. ASI mengandung zat gizi paling lengkap yang dibutuhkan bayi dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2018, tingkat pemberian ASI Eksklusif di Indonesia masih sangat rendah, baru 37,3% bayi yang mendapat ASI Eksklusif selama 6 bulan. Secara nasional berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 prevalensi stunting pada balita sebanyak 37,2% terdiri dari 18% sangat pendek dan 19,2% pendek, sedangkan prevalensi stunting pada balita tahun 2018 menurun secara nasional menjadi 29,9% terdiri dari 12,8% sangat pendek dan 17,1% pendek. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kaitan ASI Eksklusif terhadap status gizi bayi di wilayah Puskesmas Kelurahan Johar Baru II. Desain penelitian bersifat deskriptif menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel yaitu 30 subjek, diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi bayi (PB/U) untuk kategori pendek sebesar 13 anak (43,3%) dan untuk kategori normal sebesar 17 anak (56,7%), pemberian ASI Eksklusif untuk kategori tidak ASI Eksklusif sebesar 13 anak (43,3%) dan untuk kategori ASI Eksklusif sebesar 17 anak (56,7%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecendrungan anak dengan status gizi normal berdasarkan pemberian ASI Eksklusif yaitu sebanyak 14 anak (82,4%).
Kata Kunci : ASI Eksklusif, Status Gizi, Stunting
Daftar Pustaka : 36 (2011 – 2021)
Tidak tersedia versi lain