Skripsi
Uji Coba Variasi Dosis Kombinasi Serbuk Biji Kelor (Moringa Oleifera) Dan Serbuk Biji Asam Jawa (Tamarindicus Indica) Sebagi Koagulan Alami Terhadap Penurunan Kadar Cod Pada Limbah Domestik Tahun 2021
Dampak yang akan dihasilkan dari meningkatnya kegiatan manusia salah satunya yaitu terjadi pencemaran pada sumber-sumber air karena beban pencemar melebihi batas maksimum daya dukung lingkungannya, sehingga mengakibatkan penurunan kualitas air. Limbah cair domestik mengandung detergen dan bahan organik dalam air limbah domestik dapat meningkatkan unsur hara menjadi lebih tinggi sehingga menyebabkan eutrofikasi. Banyaknya bahan organik yang terkandung dalam air limbah dapat dilihat parameter air yaitu kadar Chemical Oxygen Demand (COD).
Untuk menurunkan kadar COD yang diakibatkan dari meningkatnya senyawa organik pada limbah cair, maka penanggulangannya sangat cocok menggunakan
proses kogulasi dan flokulasi.
Penelitian dengan judul “Uji Coba Variasi Dosis Kombinasi Serbuk Biji Kelor (Moringa oleifera) dan Serbuk Biji Asam Jawa (Tamarindus indica) Sebagai Koagulan Alami Terhadap Penurunan Kadar COD pada Limbah Cair Domestik Tahun 2021.”
Jenis penelitian ini bersifat eksperimen dengan menggunakan variasi dosis kombinasi serbuk biji kelor (Moringa oleifera) dan serbuk biji asam jawa (Tamarindus indica) sebagai koagulan alami dengan 5 variasi yaitu dengan masing-masing berat sebesar 40 mg dengan komposisi perbandingan (1: 0, ¾ : ¼, ½ : ½ , ¼ : ¾, dan 0 : 1) yang digunakan dalam proses koagulasi yang dapat menurunkan kadar COD pada limbah cair domestik. Sampel limbah cair domestik yang digunakan sebanyak 18 liter, variabel tetap yang digunakan adalah pengadukan kecepatan tinggi 120 rpm selama 3 menit, kecepetan rendah 40 rpm selama 15 menit, dan didiamkan selama 60 menit.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar COD sebelum perlakuan sebesar 121 mg/l. dan rata-rata sesudah perlaukan didapatkan kadar COD terkecil pada dosis 20 mg : 20 mg sebesar 31,3 mg/l dan kadar COD terbesar pada dosis 0 mg : 40 mg
sebesar 68,3 mg/l. Penurunan kadar COD setelah perlakuan dibandingkan dengan standar baku mutu berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 68 Tahun 2016 yaitu sebesar 100 mg/l dapat dinyatakan efektif, didapatkan dosis optimum pada 0 mg : 40 mg karena dengan dosis tersebut sudah dapat menurunkan kadar COD dibawah 100 mg/l yaitu penurunan sebesar 43,5%.
Kepustakaan : 39 (1990 - 2020)
Klasifikasi : Penelitian dan jurnal : 26
Peraturan : 5
Statistik : 2
Kesehatan Lingkungan : 6
Tidak tersedia versi lain