Skripsi
Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur Tahun 2021
Di Jakarta Timur pada Puskesmas Kecamatan Ciracas tahun 2020 didapatkan data penyakit ISPA berada pada urutan kedua setelah penyakit darah tinggi sebesar
2.561 kasus. Dari Puskesmas Kecamatan Ciracas terdapat 10 Puskesmas Kelurahan, salah satunya Puskesmas Kelurahan Ciracas. Puskesmas Kelurahan Ciracas dipilih karena terdapat kondisi rumah di beberapa wilayah tersebut masih belum memenuhi standar sesuai dengan standar rumah sehat. Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2020 kasus ISPA pada Puskesmas Kelurahan Ciracas sebesar 1.007 kasus. Diantaranya kasus tertinggi ada pada usia 20-44 tahun sebesar 185 kasus dan usia balita 1-4 tahun sebesar 129 kasus.
Penelitian ini merupakan studi analitik dengan metode pendekatan Cross sectional dengan judul “HUBUNGAN KONDISI FISIK LINGKUNGAN RUMAH DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN CIRACAS KECAMATAN CIRACAS JAKARTA
TIMUR TAHUN 2021”. Bertujuan untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian ISPA pada balita, mengetahui distribusi karakteristik balita, faktor lingkungan fisik rumah, dan faktor penggangggu, mengetahui hubungan karakteristik balita, faktor lingkungan fisik rumah, dan faktor penggangggu dengan kejadian ISPA pada balita.
Ruang lingkup penelitian ini mengenai faktor lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan penyakit ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Ciracas Kecamatan Ciracas Jakarta Timur. Populasi penelitian ini adalah seluruh rumah yang memiliki balita berusia 0-59 bulan. Sampel diambil menggunakan proportional area random sampling. Data yang digunaan mengunakan data primer dan data sekunder. Data primer berupa observasi, wawancara dan pengukuran. Serta data sekundernya berupa data penyakit ISPA di Puskesmas Kelurahan Ciracas.
Hasil penelitian menunjukan 6 dari 10 variabel indepnden yang diteliti memiliki hubungan terhadap variabel dependen. Variabel yang berhubungan antara lain umur balita (p = 0,046), ASI eksklusif (p = 0,036), suhu (p = 0,032), luas ventilasi (p = 0,000), kepadatan hunian (p = 0,019), kebiasaan merokok (p = 0,007).
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah dari 108 responden didapatkan (71,3%) yang mengalami kejadian ISPA. Frekukensi balita berdasarkan umur 0-2 tahun (42,6%), jenis kelamin laki-laki (45,4%), ASI eksklusif tidak eksklusif 58 (53,7%), status imunisasi lengkap 24 (22,2%). Berdasrkan kondisi lingkungan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat seperti suhu 61 (58,5%), kelembaban 36 (33,3%), luas
ventilasi 63 (58,3%), pencahayaan 57 (52,8%) dan kepadatan hunian 69 (63,3%), serta kebiasaan dari anggota keluarga yang merokok di dalam ruangan 83 (76,9%).
iii
Sebaiknya ibu balita yang bekerja agar tetap memeberikan ASI secara eksklusif, memindahkan barang yang menghalangi lajurnya udara, menambah ventlasi mekanik, mengatur anggota keluarga yang tidur bersama balita, dan membiasakan untuk merokok di luar rumah.
Kepustakaan
: 29 (2007-2020)
Klasifikasi
: WHO
: 1
Riskesdas
: 2
Profil Kesehatan
: 1
Perundang-undangan : 2
Statistik 1
Jurnal 20
Tidak tersedia versi lain