Skripsi
Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida Malathion 0,8% Dan Permenthrin 0,25% Tahun 2021
Penyakit DBD di Indonesia merupakan penyakit yang ditularkan oleh vektor yang hingga saat ini masih bermasalah karena belum bisa di tangani dengan tuntas. Penyakit ini di sebabkan oleh infeksi virus dengue dan parasite plasmodium yang ditularkan dari orang sakit kepada orang sehat melalui gigitan nyamuk penular atau vektor yaitu nyamuk. Pada kasus ini nyamuk Aedes aegypti yang berperan dalam penularan penyakit ini. Melindungi dari tertularnya penyakit DBD dapat dilakukan dengan cara pengendalian vektor. Salah satunya pengendalian secara kimia menggunakan fogging dengan insektisida. Sebagai dasar pengatur penggunaan insektisida untuk pengendalian vektor diperlukan data atau informasi tentang status resistensi spesies sasaran di setiap populasi. Untuk mengetahui status resistensi spesies vektor dapat dilakukan dengan cara uji resistensi sesuai panduan WHO dengan impregnated paper untuk setiap insektisida yang akan di uji.
Penelitian dengan judul “ Uji Resistensi Nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida malathion 0,8% dan permethrin 0,25% tahun 2021” ini merupakan penelitian yang bersifat quasi eksperiment dengan metode Post–test Only Control Group Design. Objek penelitian ini adalah nyamuk Aedes aegypti (betina) sebanyak 200 ekor yang kemudian di uji secara susceptibility. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui status resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida malathion 0,8% dan permethrin 0,25%
Berdasarkan dari hasil penelitian ini dapat diketahui uji resistensi yang dilakukan pada malathion 0,8% didapatkan hasil sebesar 97% yaitu status resistensi nyamuk Aedes aegypti terhadap insektisida malathion 0,8% adalah toleran, sedangkan uji resistensi yang dilalakukan pada permethrin 0,25% didapatkan hasil 84% yaitu Aedes aegypti terhadap insektisida permethrin 0,25% adalah resistant.
Tidak tersedia versi lain