Laporan-PKL
Laporan Pelaksanaan Pendampingan Keluarga Binaan KP Tegal Danas Impres,Desa Hegarmukti Kecamatan Cikarang Pusat Bekasi Tanggal 21 Oktober- 9 November 2020, Kasus Blita Gizi Kurang (Underweight)
Gizi yang sering terjadi pada balita adalah Gizi buruk, gizi Kurang (Wasting Stunting), gizi lebih (Overweight) dan Kurang Energi Protein (KEP). Masalah gizi tersebut memiliki dampak yang cukup serius dalam jangka pendek dan jangka panjang. Dalam jangka pendek berdampak pada morbiditas, kecerdasan anak, pertumbuhan, perkembangan dan kematian anak di berbagai negara. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) di Indonesia tahun 2018, prevalensi gizi kurang (BB/U) pada balita 0-59 bulan Sebesar 13,8 %. Menurut Karakteristik umur 24-35 bulan memilik presentase paling besar yaitu sebesar 16,2%. Presentase stunting (TB/U) pada balita 0-59 bulan sebesar 19,3%. Menurut karakteristik umur 24-35 bulan balita pendek sebesar 22,1%.(Riskesdas 2018 n.d.) Masalah Gizi pada balita berlangsung dalam waktu yang lama dipenagruihi oleh penyebab langsung dan tidak langsung. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan Pengetahuan meningkat dari 36,6% ke 86,6%, Pola makan baita membaik balita mengurangi frekuensi jajan, konsumsi bihlor, dan ASI, Asupan makan dan berat badan mengalami kenaikan, namun terjadi penurunan karena flu dan demam. Kenaikan 400 gr berat badan lalu penurunan 200 gr mempengaruhi mempengaruhi status gizi , dan dapat dianjurkan penambahan asupan kalori dan protein saat sakit atau demam, dengan makanan yang mudah dicerna sesuai bahan makanan yang ada,. Balita dan keluarga perlu membiasakan makan teratur dengan gizi seimbang, Mengurangi jajan balita dengan membuat camilan sendiri di rumah dan membiasakan cuci tangan pakai sabun dengan air yang mengalir.
Tidak tersedia versi lain