Laporan-PKL
Laporan Pelaksanaan Keluarga Binaan Kasus Remaja Obesitas RT011/002 Bendungan Jago, Serdang, Kemayoran, Jakarta Pusat, DKI Jakarta Tanggal 14 Oktober 2021 - 1 November 2021
Abstrak
Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda artinya masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi lebih. Masalah kelebihan zat gizi atau sering disebut obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini karena prevalensi kejadian tiap tahunnya semakin meningkat. Obesitas merupakan akar dari berbagai penyakit tidak menular seperti diabetes, hipertensi dan penyakit radiovaskuler yang saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang utama di Indonesia. Data hasil Riskesdas tahun 2018 Prevalensi obesitas usia >18 tahun di DKI Jakarta sebesar 30% kedua tertinggi setelah Sulawesi utara , sedangkan pada remaja usia >15 tahun sebanyak di DKI Jakarta sebesar 41 %. (2) Obesitas menjadi masalah utama bagi tubuh karena efeknya akan membuat tubuh menjadi lambat bergerak. Tubuh yang tidak bergerak untuk mengolah lemak menjadi karbohidrat akan menyebabkan terjadinya penimbunan lemak terus-menerus sehingga mempengaruhi kesehatan, baik secara fisik seperti memiliki banyak lipatan pada perut, pinggang dan lengan maupun secara psikologis seperti timbulnya rasa malu dan kurang percaya diri. Faktor yang menyebabkan obesitas adalah genetik, kurangnya aktivitas, pola makan yang tidak sehat ditambah dengan konsumsi serat (buah dan sayur ) tidak mencukupi, gaya hidup yang tidak sehat, kurang tidur, kemampuan metabolisme tubuh, dan mempunyai penyakit tertentu, untuk menanggulanginya pada usia dewasa karena mengubah kebiasaan hidup dan menurunkan berat badan. Hasil dari pelaksanaan binaan yaitu pengetahuan responden meningkat dari sebelumnya yaitu 73,3% menjadi 100%, asupan makan responden menurun, energi yang awalnya 197,2% menjadi 142,7%, protein yang awalnya 153,3% menjadi 145%, lemak yang awalnya 268,6% menjadi 191% dan karbohidrat yang awalnya 176,6% menjadi 137,3%, terjadi penurunan berat badan responden sebesar 2,2 kg selama intervensi dilakukan selama 3 minggu, status gizi responden mengalami penurunan dari pengukuran antropometri pertama yaitu IMT 28,2 kg/m² menjadi IMT 27,3 kg/m² pada pengukuran terakhir, dan dianjurkan Responden terus menjalankan diet rendah kalori secara terus menerus agar mencapai berat badan ideal , dan berpedoman gizi seimbang untuk menormalkan status gizi dan olahraga secara teratur.
Kata Kunci : Keluarga binaan, Kasus Remaja Obesitas, Gizi Seimbang, berat badan
Tidak tersedia versi lain