Laporan-PKL
Laporan Pelaksanaan Keluarga Binaan (KABIN) Kasus Remaja Gizi Kurang RT 08/08 Sunter, Jakarta Utara ,DKI Jakarta
Abtrack
Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang berlangsung cepat dalam hal pertumbuhan fisik, kognitif, dan psikososial. Masa remaja termasuk masa peralihan dari anak-anak menuju remaja yang ditandai dengan banyak perubahan, yaitu pertambahan massa otot, jaringan lemak tubuh, dan perubahan hormon. Perubahan-perubahan tersebut mempengaruhi kebutuhan gizi dan pola makan remaja. Menurut World Health Organization (WHO), remaja merupakan penduduk dalam usia 10-19 tahun yang akan terjadi perubahan fisik dan pertumbuhan(2). United Nations Children’s Emergency Fund (UNICEF) (2005) membagi masa remaja menjadi tiga, yaitu remaja awal (10-14 tahun), remaja pertengahan (14-17 tahun, dan remaja akhir 17-21 tahun). Berdasarkan hasil riskesdas tahun 2018 menunjukan bahwa proporsi wanita umur subur (WUS) remaja putri umur 15-19 tahun dengan ukuran lingkar lengan atas (LILA)< 23,5 yaitu 36,3%. Status gizi kurang pada remaja putri juga dapat diwaspadai kondisi anemia. Anemia yaitu kurangnya haemoglobin dalam darah, dinyatakan bahwa Haemoglobin ≤ 12. Anemia dapat disebabkan karena kurangnya konsumsi Fe. Kekurangan Fe dalam makan sehari-hari dapat menimbukan kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Data remaja dengan status gizi kurang didapat dari observasi selama seminggu di daerah dekat rumah kepada keluarga yang akan dibina. assessment awal yaitu pengukuran tinggi badan dan berat badan serta food recall untuk memastikan hasil observasi benar dan pemberian intervensi sesuai dengan masalah yang ditemukan(remaja dengan status gizi kurang). Dari hasil pembinaan dari keluarga binaan ini termasuk berhasil karena terjadi perubahan perilaku pada responden selama pendampingan 3 minggu, asupan makan pasien meningkat, energi yang awalnya 69% menjadi 117%, karbohidrat yang awalnya 76% menjadi 120%, protein yang awalnya 57,2% menjadi 120%, dan lemak yang awalnya 63% menjadi 102%, terjadinya peningkatan berat badan Pengetahuan responden meningkat dari sebelumnya yaitu 65% menjadi 100%. d. Berat badan responden bertambah sebesar 1,8 kg selama 3 minggu pendampingan, status gizi responden mengalami peningkatan dari pengukuran antropometri pertama yaitu nilai IMT 17,9 kg/m2 menjadi 18,6 kg/m2 pada pengukuran terakhir , dan perlu adanya diet TKTP dan mengurangi konsumsi mie.
Kata Kunci : Keluarga Binaan, Intevensi Gizi, Manajemen, Kasus Remaja Gizi Kurang
Tidak tersedia versi lain