Skripsi
Pengaruh Penambahan Bubuk Temulawak (Curcuma xanthorizza roxb.) Terhadap Mutu Organoleptik Dan Tingkat Kesukaan Cookies Untuk balita Gizi Kurang
ABSTRAK
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
SKRIPSI, JUNI 2021
SAVIRA DWI RIANDANNY
“PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK TEMULAWAK (Curcuma xanthorizza roxb.)
TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN TINGKAT KESUKAAN COOKIES UNTUK
BALITA GIZI KURANG”
xiii, V BAB, 75 Halaman, 26 Tabel, 12 Lampiran, 11 Gambar
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi balita gizi kurang secara nasional sebesar 13,8% dan di wilayah DKI Jakarta sebesar 15%. Penurunan selera makan merupakan salah satu faktor terjadinya kurang gizi dan dapat berdampak pada penurunan berat badan yang tidak disengaja. Temulawak mengandung kurkumin yang memiliki efek meningkatkan selera makan. Pada penelitian ini dibuat inovasi dengan menambahkan bubuk temulawak yang mengandung zat aktif pangan fungsional kedalam produk PMT untuk meningkatkan selera makan balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk
emulawak terhadap mutu organoleptik dan tingkat kesukaan cookies sebagai alternatif camilan untuk balita. Bahan untuk pembuatan cookies adalah bubuk temulawak, tepung terigu, margarin, susu bubuk, telur dan gula pasir. Penelitian ini bersifat eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan yaitu jumlah bubuk temulawak yang berbeda-beda dan tiga kali pengulangan. Metode analisis data menggunakan Analisis Deskriptif Frekuensi. Penelitian ini telah disetujui oleh Komisi Etik Poltekkes Jakarta II dengan nomor LB.02.01/I/KE/31/020/2021. Hasil penelitian menunjukkan produk yang terpilih adalah cookies dengan penambahan bubuk temulawak sebesar 1 g. Kriteria mutu organoleptik produk tersebut adalah warna kuning kecokelat, beraroma kue/normal, rasa manis dengan aftertaste tidak pahit dan tekstur sedikit renyah. Hasil analisis zat gizi pada produk terpilih per takaran saji (35 g) adalah energi 165 kkal, protein 3,5 gram, lemak 7 gram, karbohidrat 21,4 gram dan kurkumin 0,2 mg.
Kata Kunci : Pangan Fungsional, Cookies, Temulawak, Kurang Gizi, Balita,
Daftar Bacaan : 41 (2008-2020)
Ketersediaan
#
Kampus A
001.43 GZ-D4-2021 Sav p
AK000000002724
Tersedia namun tidak untuk dipinjamkan - For Reading
Informasi Detail
- Judul Seri
-
-
- No. Panggil
-
001.43 GZ-D4-2021 Sav p
- Penerbit
-
Jakarta :
Jurusan Gizi.,
2021
- Deskripsi Fisik
-
-
- Bahasa
-
Indonesia
- ISBN/ISSN
-
-
- Klasifikasi
-
001.43
- Tipe Isi
-
-
- Tipe Media
-
-
- Tipe Pembawa
-
-
- Edisi
-
2021
- Subjek
-
- Info Detail Spesifik
-
Meylinasari(P1), Muntikah(P2), Marudut Sitompul(P3), D4-GZ-2021; P231311116066
- Pernyataan Tanggungjawab
-
-
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
ABSTRAK
SARJANA TERAPAN GIZI DAN DIETETIKA
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
SKRIPSI, JUNI 2021
SAVIRA DWI RIANDANNY
“PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK TEMULAWAK (Curcuma xanthorizza roxb.)
TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN TINGKAT KESUKAAN COOKIES UNTUK
BALITA GIZI KURANG”
xiii, V BAB, 75 Halaman, 26 Tabel, 12 Lampiran, 11 Gambar
Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi balita gizi kurang secara nasional sebesar 13,8%
dan di wilayah DKI Jakarta sebesar 15%. Penurunan selera makan merupakan salah satu faktor
terjadinya kurang gizi dan dapat berdampak pada penurunan berat badan yang tidak disengaja.
Temulawak mengandung kurkumin yang memiliki efek meningkatkan selera makan. Pada
penelitian ini dibuat inovasi dengan menambahkan bubuk temulawak yang mengandung zat aktif
pangan fungsional kedalam produk PMT untuk meningkatkan selera makan balita. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bubuk temulawak terhadap mutu
organoleptik dan tingkat kesukaan cookies sebagai alternatif camilan untuk balita. Bahan untuk
pembuatan cookies adalah bubuk temulawak, tepung terigu, margarin, susu bubuk, telur dan gula
pasir. Penelitian ini bersifat eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
empat perlakuan yaitu jumlah bubuk temulawak yang berbeda-beda dan tiga kali pengulangan.
Metode analisis data menggunakan Analisis Deskriptif Frekuensi. Penelitian ini telah disetujui
oleh Komisi Etik Poltekkes Jakarta II dengan nomor LB.02.01/I/KE/31/020/2021. Hasil
penelitian menunjukkan produk yang terpilih adalah cookies dengan penambahan bubuk
temulawak sebesar 1 g. Kriteria mutu organoleptik produk tersebut adalah warna kuning
kecokelat, beraroma kue/normal, rasa manis dengan aftertaste tidak pahit dan tekstur sedikit
renyah. Hasil analisis zat gizi pada produk terpilih per takaran saji (35 g) adalah energi 165 kkal,
protein 3,5 gram, lemak 7 gram, karbohidrat 21,4 gram dan kurkumin 0,2 mg.
Kata Kunci : Pangan Fungsional, Cookies, Temulawak, Kurang Gizi, Balita,
Daftar Bacaan : 41 (2008-2020)
Anda harus masuk sebelum memberikan komentar