Laporan-PKL
Laporan Pelaksanaan Keluarga Binaan Kasus Remaja Obesitas RT 06/08 Perumahan Duta Kranji, Bekasi Barat Bekasi Jawa Barat Tanggal 23 Oktober – 9 November 2020
Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh. Obesitas pada remaja penting untuk diperhatikan karena remaja yang mengalami obesitas 80% berpeluang untuk mengalami obesitas pula pada saat dewasa (Guo SS & WC, 1999). Obesitas disebabkan multifaktor di dalamnya terdapat komponen genetik dan perilaku. Kebiasaan makan dan aktivitas fisik merupakan bagian dari komponen perilaku, dimana keduanya dipengaruhi faktor lingkungan, sosial ekonomi, dan budaya (Huriyati E, Hadi H, 2004).
Peningkatan kemakmuran biasanya juga diikuti oleh perubahan gaya hidup dan kebiasaan makan. Pola makan di kota-kota besar telah bergeser dari pola makan tradisional yang mengandung banyak karbohidrat, serat, dan sayuran ke pola makan berat badan seperti fast food yang mengandung tinggi, lemak, gula, dan garam tetapi miskin serat dan vitamin sehingga mutu gizi yang tidak seimbang (Pramono & Sulchan, 2014). Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, prevalensi BB lebih kategori remaja (16 - 18 tahun) di Indonesia sebesar 9,5% dan obesitas sebesar 4.0%. Prevalensi BB lebih kategori (16 - 18 tahun) di DKI Jakarta adalah sebesar 12,8% dan obesitas sebesar 8,3%. Sedangkan prevalensi BB lebih kategori (16 - 18 tahun) di Jawa Barat sebesar 10,9% dan obesitas sebesar 4,5% (RISKESDAS, 2018).
Dalam pelaksanaan kegiatan mengunakan Keluarga binaan yang merupakanh keluarga yang dipilih karena mengalami permasalahan gizi dan status gizi lebih untuk dibina dalam beberapa kali pertemuan sehingga terjadi perubahan tingkah laku, pengetahuan gizi, pola makan, dan pola asuh keluarga. Dari hasil Penelitian yaitu pengetahuan responden meningkat dari sebelumnya yaitu 70% menjadi 96,7%. Asupan makan responden menurun, yaitu asupan energi awalnya sebesar 184% menjadi 92%, asupan protein awalnya sebesar 117% menjadi 102%, asupan lemak awalnya sebesar 219% menjadi 89%, dan asupan karbohidrat awalnya sebesar 141% menjadi 92%. Terjadinya penurunan berat badan responden sebesar 2,1 kg selama waktu intervensi dilakukan yakni 18 hari mulai dari tanggal 23 Oktober – 9 November 2020. Status gizi responden mengalami penurunan dari pengukuran antropometri pertama yaitu dengan IMT 26,7 kg/m2 kemudian pada pengukuran terakhir IMT responden menjadi 26,1 kg/m2 .Dianjurkan kepada Responden terus menjalankan diet rendah kalori secara adekuat,membiasakan untuk makan secara teratur dan sesuai dengan pedoman gizi seimbang untuk menormalkan status gizi ,membiasakan untuk berolahraga dengan teratur, dan perlu dukung keluarga dalam proses penerapan pedoman gizi seimbang, serta perilaku hidup bersih dan sehat.
Tidak tersedia versi lain