Laporan-PKL
Laporan Pelaksanaan Keluarga Binaan Anak dengan Status Gizi Lebih di RT 06 RW 013 Kelurahan Gebang Raya
Abtrack
Status gizi merupakan salah satu faktor yang menentukan sumber daya manusia dan kualitas hidup. Untuk itu program perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan mutu gizi konsumsi pangan, agar terjadi perbaikan status gizi masyarakat. Status gizi baik terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi secara efisien, sehingga memungkinkan adanya pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat yang maksimal (Almatisier, 2004). Data dunia prevalensi kegemukan dan obesitas anak meningkat dari 4,2% pada tahun 1990 menjadi 6,7% pada tahun 2010. Tren ini diperkirakan akan mencapai 9,1% atau 60 juta, pada tahun 2020. Data RISKESDAS tahun 2013 menunjukkan secara nasional masalah gemuk pada anak umur 5-12 tahun sangat tinggi yaitu 18,8%, terdiri dari gemuk 10,8% dan obesitas 8,8%. Selain mulai meningkatnya masalah kegemukan, sejatinya Indonesia masih mengalami masalah beban ganda gizi yaitu masih terdapatnya status gizi kurang bahkan gizi buruk. Hasil Penelitian dari binaan yaitu Asupan makan sehari responden mengalami penurunan setelah dilakukan intervensi gizi, persentase pencapaian asupan responden yaitu energi 87% (1149 kkal), protein 65% (42,5 g), lemak 98% (36 g), dan karbohidrat 83% (178 g). Intervensi mengenai status gizi anak gemuk, responden mampu menurunkan berat badan dari 36,2 kg ke 35,3 kg yaitu sebanyak 0,9 kg. Pengetahuan responden setelah dilakukannya intervensi gizi mengalami pengingkatan, dianjurkan Responden perlu untuk mampu membiasakan makan sesuai dengan pedoman gizi seimbang setiap hari, tidak berlebihan dan tidak tinggi kalori, dan perlu memperhatikan jajanan dan menghindari jajan sembarangan dan jajanan yang tinggi lemak.
Tidak tersedia versi lain