Skripsi
Uji Coba Variasi Kombinasi Dekomposer Larva Black Soldier Fly (Hermitia Illucens) dan Mikroorganisme Lokal (MOL) Nasi Terhadap Lama Waktu Pengomposan Sampah Rumah Tangga
Indonesia diperkirakan menghasilkan 64 juta ton sampah setiap tahun dan jumlah yang akan dihasilkan pada tahun 2020 diperkirakan akan meningkat 5 kali lipat (Kementrian Lingkungan Hidup, 2008). Berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2017, komposisi sampah di Indonesia terdiri atas 60% sampah organik, 14% sampah plastik, 9% sampah kertas, sampah karet 5,5%, serta 11,5% sisa sampah berupa logam, kain, kaca, dan jenis samah lainnya. Dengan begitu terlihat jelas bahwa sampah organik merupakan jenis sampah terbanyak pada komposisi sampah di Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui waktu tercepat pengomposan sampah rumah tangga dari beberapa pemberian variasi dekomposer larva BSF (Black Soldier Fly) dengan MOL (Mikroorganisme lokal) nasi. Kompos matang yang ditinjau dalam penelitian ini hanya berdasarkan kualitas fisik, yaitu dari bau, warna, dan tekstur kompos. Selain itu peneliti juga meninjau parameter suhu, pH, dan kelembaban sebagai standar kematangan kompos.
Jenis penelitian yang dilakukan bersifat eksperimen dengan menggunakan sampah dari rumah tangga sebanyak 42 kg. Kemudian dari sampah sebanyak itu dibagi menjadi 2 kg untuk setiap perlakuan, termasuk setiap replikasinya. Perlakuan yang akan dilakukan sebanyak lima perlakuan dengan kombinasi dekomposer dan dua perlakuan hanya dengan satu dekomposer sebagai kontrol. Setiap perlakuan dilakukan replikasi atau pengulanngan agar ketepatan dari hasil penelitian tidak bias. Sesuai dengan rumus ( t – 1 ) ( r – 1 ) 15, maka diperoleh 4 kali replikasi pada setiap perlakuan. Namun, karena adanya kendala dalam penelitian ini maka replikasi hanya dapat dilakukan sebanyak 3 kali. Untuk jenis perlakuan dengan kombinasi dekomposer terbagi menjadi perlakuan ke-1 (P1) diberikan 40 ml larutan MOL nasi + 5 gram mini larva BSF, perlakuan ke-2 (P2) diberikan 80 ml larutan MOL nasi + 2,5 gram mini larva BSF, perlakuan ke-3 (P3) diberikan 80 ml larutan MOL nasi + 5 gram mini larva BSF, perlakuan ke-4 (P4) diberikan 80 ml larutan MOL nasi + 7,5 gram mini larva BSF, dan perlakuan ke-5 (P5) diberikan 120 ml larutan MOL nasi + 5 gram mini larva BSF, Sedangkan untuk jenis perlakuan kontrol yang hanya menggunakan salah satu dari dekomposer terbagi menjadi kontrol ke-1 (K1) diberikan 80 ml larutan MOL nasi dan kontrol ke-2 (K2) diberikan 5 gram mini larva BSF.
Hasil analisa penelitian ini menggunakan tabel matriks perbedaan dengan hasil paling baik ialah yang dapat menjadi kompos dengan waktu tercepat. Maka dari hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan lama waktu pengomposan pada setiap jenis perlakuan dengan jenis perlakuan ke-1 (P1) ialah yang paling baik, yaitu selama 15 hari. Namun, adanya perbedaan waktu pengomposan tersebut ternyata kelembaban pada bahan kompos yang terlalu basah memiliki pengaruh yang sangat besar daripada pemberian variasi dekomposer. Sehingga penelitian ini dikatakan tidak berjalan dengan baik sesuai dengan yang telah direncanakan.
Tidak tersedia versi lain