Karya Tulis Ilmiah
Hubungan Asupan Protein, Kalsium dan Status Gizi (Subjective Global Assessment ) dengan Kadar Kreatinin pada Pasien Gagal Ginjal Hemodialisis di Klinik Hemodialisa Pandaoni Medika Jakarta Timur 2020
ABSTRAK
JURUSAN GIZI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Tugas Akhir, Juli 2020
HELEN ESRA DEBORA
HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, KALIUM DAN STATUS GIZI (SUBJECTIVE GLOBAL ASSESSMENT) DENGAN KADAR KREATININ PADA PASIEN GAGAL GINJAL HEMODIALISIS DI KLINIK HEMODIALISA PANDAONI MEDIKA JAKARTA TIMUR 2020
xvi, V BAB, 79 halaman, 8 tabel, 3 gambar, 1 bagan, 2 grafik, 8 lampiran Latar Belakang: Pemeriksaan laboratorium yang mendekati laju filtrasi glomerulus adalah pemeriksaan tes klirens kreatinin (TKK). Pemberian diet tinggi protein pada pasien Gagal Ginjal Kronik akan mengakibatkan penimbunan substansi nitrogen dan ion anorganik lain, yang mengakibatkan gangguan klinis dan metabolic yang disebut uremia. Selain itu, pasien gagal ginjal kronik diberikan diet rendah kalium, karena pada pasien gagal ginjal kronik biasanya hiperkalemia sehingga mengakibatkan amonia ginjal menurun. Malnutrisi umum terjadi pada pasien hemodialisis oleh karena itu pasien harus menjaga asupan nutrisinya dengan adekuat. Tujuan penelitian: untuk mengetahui hubungan asupan protein, kalium dan status gizi dengan kadar kreatinin pada penderita gagal ginjal dengan hemodialisis di Klinik Hemodialisis Pandaoni Medika Jakarta Timur.
Metode penelitian: jenis penelitian ini deskriptif dengan desain cross sectional dan jumlah sampel 33 orang. Pengumpulan data secara wawancara untuk asupan makan (form Food Recall) dan status gizi (form SGA), serta kadar kreatinin didapatkan dengan melihat data rekam medic pasien. Teknik analisis data menggunakan uji korelasi Chi-Square dan Pearson.
Hasil: 81.8% responden memiliki status gizi ringan-sedang (SGA B), 42.4% responden asupan proteinnya sudah adekuat. Selain itu, terdapat 87.9% responden yang asupan kaliumnya tidak adekuat ( < 80%). Dan, untuk kadar kreatinin terendah 1.4 mg/dl, kadar kreatinin tertinggi 13.3 mg/dl juga untuk rata-rata kadar kreatinin sebesar 8.244 mg/dl. Tidak ada hubungan status gizi SGA dengan kadar kreatinin (p=0.892), tidak ada hubungan asupan protein dengan kadar kreatinin (p=0.158) dan tidak ada hubungan asupan kalium dengan kadar kreatinin (p=0.501).
Kesimpulan: Tidak adanya hubungan yang signifikan antara status gizi, asupan protein dan asupan kalium dengan kadar kreatinin.
Kata Kunci : Gagal Ginjal, Asupan Protein, Asupan Kalium, Status Gizi, Kadar Kreatinin.
Kepustakaan : 30 (2003-2017)
Tidak tersedia versi lain