Karya Tulis Ilmiah
Studi Literatur Gambaran Penggunaan Obat Swamedikasi Penyakit Dispepsia
Pendahuluan: Dispepsia sering secara luas didefinisikan sebagai nyeri atau ketidaknyamanan yang berpusat di perut bagian atas. Dispepsia fungsional di beberapa negara Asia menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi salah satunya di negara Korea mencapai 70% dari 476 pasien. Sebagai upaya pengobatan, masyarakat melakukan swamedikasi terhadap dispepsia dengan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat wajib apotek. Penggunaan obat di luar obat bebas, obat terbatas dan obat wajib apotek memiliki resiko yang tinggi. Kurangnya kesadaran akan komplikasi obat serta efek samping membuat masyarakat menggunakan obat yang tidak sesuai untuk penggunaan swamedikasi dispepsia.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran penggunaan obat swamedikasi penyakit dispepsia.
Metode: Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat studi pustaka yang disusun dalam suatu ulasan (review) yang sistematis.
Hasil dan Kesimpulan: Hasil literature review pada penelitian yang telah ditelaah tentang evaluasi penggunaan obat swamedikasi penyakit dispepsia menunjukkan bahwa karakteristik pasien dispepsia berjenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan laki-laki dengan rentang usia produktif. Tingkat pendidikan responden pada 1 jurnal memiliki tingkat buta huruf yang tinggi, pada 1 jurnal lainnya memiliki tingkat pendidikan rendah dan responden pada 2 jurnal dilakukan di wilayah Universitas yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Responden yang mengalami dispepsia melakukan tindakan swamedikasi lebih dari 60%. Penggunaan antasida, ranitidin, famotidin, omeprazol dan paracetamol sesuai untuk swamedikasi karena termasuk obat bebas dan owa. Obat lainnya dalam golongan ARH2, PPI, prokinetik, antispasmodik, OAINS, antibiotik, sukralfat, antidepresan trisiklik tidak sesuai untuk swamedikasi karena termasuk obat keras.
Kata Kunci: swamedikasi, pengobatan, dispepsia
Tidak tersedia versi lain