Karya Tulis Ilmiah
Studi Literatur Pola Peresepan Antihipertensi pada Pelayanan Kesehatan di Indonesia
Studi Literatur Pola Peresepan Antihipertensi pada Pelayanan
Kesehatan di Indonesia
Oleh :
Maulitsa Putriyono
P2.31.39.0.17.060
Pendahuluan: Hipertensi sering dikenal dengan sebutan silent killer. Hipertensi
didiagnosis jika, ketika diukur pada dua hari yang berbeda, pembacaan tekanan
darah sistolik pada kedua hari adalah ≥ 140 mmHg dan / atau pembacaan tekanan
darah diastolik pada kedua hari adalah ≥ 90 mmHg. Hipertensi adalah salah satu
pintu masuk atau faktor risiko penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes, dan
stroke. Di Indonesia terdapat lima provinsi dengan kasus hipertensi tertinggi adalah
Kalimantan Selatan (44,13%), Jawa Barat (39,60%), Kalimantan Timur (39,30%),
Jawa Tengah (37,57%), dan Kalimantan Barat (36,99%). Di setiap tahunnya
diperkirakan 10 juta orang meninggal akibat penyakit ini. Selain perubahan gaya
hidup, obat juga dapat membuat perubahan besar dalam pengobatan hipertensi.
Kombinasi dari kedua faktor tersebut dapat secara efektif dilakukan oleh penderita
hipertensi. Maka, pelayanan kesehatan serta penderita hipertensi harus berkerja
sama untuk memastikan bahwa penderita hipertensi minum obat secara rutin karena
obat hipertensi tidak hanya berfungsi menurunkan tekanan darah tetapi juga
mencegah komplikasi jangka panjang.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji jumlah dan presentase tentang
pola peresepan antihipertensi pada pelayanan kesehatan di Indonesia.
Metode: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif kepustakaan
(library research) dengan menggunakan data sekunder yaitu lima jurnal ilmiah
yang diterbitkan pada tahun 2016-2020. Pengumpulan dan pencarian jurnal
menggunakan Google Scholar dengan memasukkan dua kata kunci, yaitu “pola
penggunaan” dan “hipertensi” untuk pencarian data terkait.
Hasil dan Kesimpulan: Berdasarkan empat dari lima jurnal penelitian
menunjukkan bahwa penderita hipertensi dengan jenis kelamin perempuan lebih
banyak dibanding laki - laki. Rentang usia yang terpapar hipertensi terdapat pada
lansia yakni usia antara 41 – 64 tahun. Di samping itu, amlodipine merupakan
contoh jenis pengobatan berdasarkan golongan antihipertensi yang mana
menunjukan bahwa pengobatan dengan golongan penghambat kanal kalsium
(CCB) lebih sering digunakan dibanding golongan antihipertensi lainnya.
Kata Kunci: Antihipertensi, Hipertensi, Peresepan
Tidak tersedia versi lain