Skripsi
Perbandingan Dosis Organ At Risk pada Penyinaran Kanker Nasofaring dengan Teknik Intensity Modulated Radiotherapy berbasis Linear Accelerator dan Helical Tomotherapy
INTISARI
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN JURUSAN TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
SKRIPSI, 2020
RUTH MARCHELINE MARETINA
PERBANDINGAN DOSIS ORGAN AT RISK PADA PENYINARAN KANKER NASOFARING DENGAN TEKNIK INTENSITY MODULATED RADIOTHERAPY BERBASIS LINEAR ACCELERATOR DAN HELICAL TOMOTHERAPY
XIV, 5 BAB, 41 Halaman + 6 Gambar + 18 Tabel + 12 Lampiran
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dosis pada Organ at Risk (OAR) antara teknik IMRT berbasis Linear Accelerator (linac) dan Helical Tomotherapy (HT) pada penyinaran kanker nasofaring (KNF).
Desain penelitian ini adalah kuantitatif analitik. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2019 sampai Februari 2020 di Departemen Radioterapi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Sampel penelitian adalah data sekunder 5 pasien KNF yang menerima terapi radiasi selama September 2019 – Januari 2020. Kelima pasien masing-masing dibuatkan 2 buah planning yaitu menggunakan HT dan linac.
Hasil penelitian menujukkan tidak ada perbedaan signifikan dosis yang diterima OAR menggunakan teknik IMRT berbasis linac ataupun Tomotherapy. Namun, pada spinal cord, brainstem, optik chiasma dan lensa mata menerima dosis sedikit lebih minimal dengan Tomotherapy, dan optic nerve menerima dosis lebih minimal dengan linac.
Secara teori, hasil perbandingan suatu planning penyinaran dengan planning lainnya dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti pedoman yang digunakan untuk delineasi OAR, kontur PTV, dan prioritas dalam menyelamatkan suatu organ dibanding organ lainnya, sehingga penulis tidak dapat menyimpulkan organ mana yang lebih terhindar dengan HT mauapun linac dalam penyinaran KNF. Namun, sebagian besar organ at risk menerima dosis lebih minimal dengan HT.
Kata Kunci : OAR, IMRT, Linac, Helical Tomotherapy, Kanker Nasofaring,
Daftar Baca : 31 (2005 – 2018)
Tidak tersedia versi lain