Skripsi
Uji Coba Pemanfaatan Larutan Kulit Jeruk Bali Dan Kulit Jeruk Nipis Terhadap Penurunan Kandungan Seng (ZN) Pada Sampah Styrofoam Tahun 2017
KL.014.001
UJI COBA PEMANFAATAN LARUTAN KULIT JERUK BALI DAN KULIT JERUK NIPIS TERHADAP PENURUNAN KANDUNGAN SENG (ZN) PADA SAMPAH STYROFOAM TAHUN 2017 / AMELIA RUFAIDAH, NPM. P2.31.33.0.14.001 ,-- Jakarta,-- KTI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN ,-- 2017
Jumlah penduduk Indonesia yang besar dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi mengakibatkan bertambahnya jumlah atau volume sampah. Fakta yang terlihat sehari-hari menunjukkan bahwa masih banyak sampah-sampah terutama sampah anorganik seperti Styrofoam. Sampah anorganik secara keseluruhan tidak dapat membusuk, tidak terurai secara alami. Selain sulit diurai sampah Styrofoam juga dapat menyebabkan polusi udara. Menurut data EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap yang mengganggu pernapasan dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara. Penelitian ini dilakukan karena banyaknya sampah Styrofoam yang saat ini masih jarang dilakukan pengelolaannya oleh masyarakat selain itu Styrofoam juga berbaya karena buangan sampah Styrofoam mengandung logam seperti seng, kadmium, timbal, dan kromium heksavalen. Dalam penelitian ini peneliti memilih kandungan logam seng karena tubuh manusia memerlukan seng, tetapi apabila kelebihan mengkonsumsi logam seng akan berpengaruh butuk pada tubuh manusia. Alasan lainnya pada penelitian ini karena banyak kulit jeruk yang tidak dimanfaatkan kembali oleh pedagang dengan demikian hal ini dapat menjadi salah satu altenatif untuk meminimalisasi sampah.
Penelitian ini bersifat eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui mengetahui adanya perbedaan penurunan kandungan logam Seng (Zn), waktu peluruhan yang dibutuhkan larutan kulit jeruk, dan persentase penurunan kandungan Seng (Zn) pada sampah styrofoam setelah mengalami penguraian dengan larutan kulit Jeruk Bali (Citrus maxima) dan kulit Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia).
Pada peneltian ini kulit jeruk yang digunakan adalah kulit Jeruk Bali dan kulit Jeruk Nipis. Penurunan kandungan seng (Zn) pada Styrofoam dengan menggunakan larutan kulit Jeruk Bali dan kulit Jeruk Nipis, dengan melihat kandungan seng (Zn) setelah dilakukan perlakuan terhadap sampah Styrofoam. Penelitian ini dilakukan dengan 3x replikasi. Berat kulit jeruk yang digunakan masing-masing 500 gram dan didapatkan larutan sebanyak 60 ml. dengan berat Styrofoam masing-masing 1 gram. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Lingkungan Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan Jakarta II dan Laboratorium Karsa Buana Lestari, Bntaro, Jakarta Selatan pada bulan Juni – Juli 2017.
Hasil dari penelitian diketahui bahwa waktu yang dibutuhkan larutan kulit Jeruk Bali 53 jam dan kulit Jeruk Nipis 96 jam sampah Styrofoam mencair. Hasil penurunan kandungan seng (Zn kulit Jeruk Bali sebesar 0.28 mg/L dengan persentase 92.8% dan kulit Jeruk Nipis sebesar 0.43 mg/L dengan persentase 89%. Hal ini diketahui bahwa kandungan d-limonene dalam kulit Jeruk Bali lebih tinggi dari kandungan d-limonene dalam kulit Jeruk Nipis. Kandungan asam yang dihasilkan oleh d-limonene dapat menghancurkan kandungan seng (Zn) dan kandungan zat kimia yang ada dalam styrofoam. Hasil dari penurunan kandungan seng (Zn) tidak melebihi ketentuan SNI 06-6989.72004 atau sudah sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan.
Kepustakaan : 24 (2004 – 2017)
Klasifikasi : Undang – Undang Dasar : 1
Buletin BPOM : 1
Majalah Kedokteran : 1
Sampah : 7
SNI : 1
Styrofoam : 1
Kulit Jeruk : 3
Kesehatan Lingkungan : 1
Toksikologi : 1
Logam Berat : 2
Metode Penelitian : 1
Internet : 4
Kata kunci : PTPS- UJI COBA PEMANFAATAN LARUTAN KULIT JERUK BALI DAN KULIT JERUK NIPIS...
Pengabstrak : AR
Tidak tersedia versi lain