Karya Tulis Ilmiah
Penetapan Kadar Asam Salisilat dalam Bedak Tabur secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Husnul Chotimah, “Penetapan Kadar Asam Salisilat dalam Bedak Tabur secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi”, di bawah bimbingan Dra. Misde Yola, M.Pd., M.Farm. dan Ruth Elenora K.S, M.Farm., Apt. 2020.
Kosmetik telah dikenal manusia sejak zaman dahulu untuk kecantikan hingga kesehatan. Beberapa kosmetik ada yang dipakai setiap hari dan diaplikasikan hampir ke seluruh bagian tubuh, salah satu contohnya adalah bedak. Bedak terdiri dari berbagai macam bentuk maupun fungsinya dan tersusun dari beberapa bahan penyusun. Seperti bedak tabur yang mengandung bahan pengawet asam salisilat dengan fungsi untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme agar nantinya bedak tabur dapat terjamin kualitas dan keamanannya hingga ke tangan konsumen. Namun penggunaannya yang berlebihan dapat bersifat toksis dan iritan serta dapat menyebabkan reaksi alergi sehingga perlu adanya pengawasan tentang penggunaannya. Oleh karena itu, dilakukan pengujian ini dengan tujuan untuk mengetahui apakah kandungan asam salisilat tersebut telah memenuhi syarat yang berlaku. Metode yang digunakan dalam pengujian ini untuk menentukan kadar asam salisilat adalah secara kromatografi cair kinerja tinggi dengan menggunakan detektor photo diode array dan kolom C18. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan didapatkan kadar asam salisilat sebesar 0,46%, maka dapat disimpulkan bahwa sampel memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan Kepala Badan POM RI Nomor 23 Tahun 2019 tentang Persyaratan Teknis Bahan Kosmetika, yakni kadar maksimum bahan pengawet asam salisilat adalah 0,5%.
Kata kunci : asam salisilat, bedak tabur dan kromatografi cair kinerja tinggi
Tidak tersedia versi lain