Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Standar Pelayanan Kefarmasian Sarana Apotek di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2018
Latar Belakang. Pelayanan kefarmasian yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan Obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan komprehensip meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup pasien. Salah satu tempat pelayanan kesehatan di indonesia adalah apotek. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek (SPKA).
Metode. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah Apotek yang berada di 6 Kecamatan di Wilayah Kota Administrasi Jakarta Utara. Sampel diambil secara total, didapatkan 221 apotek. Analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat
Hasil. Berdasarkan kehadiran Apoteker di apotek pada saat jam buka apotek hasil penelitian menunjukan kebanyakan Apoteker tidak selalu ditempat dibandingkan yang ada di tempat yaitu 156 apoteker (70,6%) berbanding 65 Apoteker (29,4%), kebanyakan TTK selalu ditempat dibandingkan yang tidak ada di tempat yaitu 162 TTK (73,3%) berbanding 59 TTK (26,7%), fasilitas ruang konseling di apotek kebanyakan tidak ada dibandingkan yang ada yaitu 146 (66,1%) berbanding 75 (33,9%), kegiatan konseling yang dilakukan Apoteker di apotek kebanyakan tidak ada dibandingkan yang ada yaitu 129 (58,4%) berbanding 92 (41,6%), seluruh sarana apotek yang diperiksa mempunyai lemari penyimpanan obat, kebanyakan penyusunan obat rapi dibandingkan yang tidak rapi yaitu 194 (87,8%) berbanding 27 (12,2%), lebih banyak memenuhi persyaratan penyimpanan narkotik dibandingkan yang tidak memenuhi syarat yaitu 127 apotek (57,5%) berbanding 94 apotek (42,5%), dokumentasi tentang NAPZA lebih banyak yang tidak ada dibandingkan yang ada yaitu 119 (53,8%) berbanding102 (46,2%), dokumentasi mutasi obat ED di apotek kebanyakan tidak ada dibandingkan yang ada yaitu 196 (88,7%) berbanding 25 (11,3%), dokumentasi pemusnahan resep obat ED di apotek kebanyakan tidak ada dibandingkan yang ada yaitu 169 (76,5%) berbanding 52 (23,5%) dan dokumentasi pemusnahan obat ED di apotek kebanyakan tidak ada dibandingkan yang ada yaitu 196 (88,7%) berbanding 25 (11,3%).
Tidak tersedia versi lain