Karya Tulis Ilmiah
Uji Coba Variasi Dosis Koagulan Serbuk Biji Kelor Terhadap Penurunan kadar TSS (Total Suspended Solid) Pada Limbah cair Industri Tahu Di Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan tahun 2017
UJI COBA VARIASI DOSIS KOAGULAN SERBUK BIJI KELOR TERHADAP PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU DI PELA MAMPANG, KECAMATAN MAMPANG PRAPATAN TAHUN 2017 / KHANTSA RABBANI AKBAR NPM. P2.31.33.0.14.021,-- Jakarta,-- KTI JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN ,-- 2017
Limbah cair industri tahu mempunyai karakteristik bahan organik, kadar TSS (Total Suspendend Solid), BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemichal Oxygen Demand) yang tinggi. EMDI (Environmental Management Development in Indonesia) – Bapedal (1994) melaporkan karakteristik limbah air buangan tahu kandungan rata-rata TSS sebesar 1500 mg/l. Padatan tersuspensi yang terdapat pada limbah cair industri tahu apabila berada dalam konsentrasi tinggi dan langsung dibuang tanpa pengolahan akan menimbulkan pencemaran pada lingkungan perairan. Industri tahu di Industri tahu di Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, menghasilkan limbah cair tahu yang ditampung pada bak limbah lalu dibuang langsung ke badan air tanpa dilakukan pengolahan terlebih dahulu. Biji kelor mengandung zat aktif 4-alfa-4rhamnosyloxybenzil-isothiocyanate yg mampu mengadsorbsi partikel-partikel air limbah.
Pada penelitian yang berjudul Uji Coba Variasi Dosis Koagulan Serbuk Biji Kelor Terhadap Penurunan Kadar Tss ( Total Suspended Solid) Pada Limbah Cair Industri Tahu Di Pela Mampang, Kecamatan Mampang Prapatan Tahun 2017 bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi dosis koagulan serbuk biji kelor dalam menurunkan kadar TSS pada limbah cair industri tahu.
Penelitian ini bersifat eskperimen dilakukan menggunakan 5 variasi dosis sebuk biji kelor yaitu 2620 mg/l, 2860 mg/l, 3100 mg/l, 3340 mg/l, 3580 mg/l. Serbuk biji kelor yang telah diayak menggunakan mesh 50 dimasukan kedalam sampel limbah cair tahu sebanyak 1000 ml pada beaker glass sesuai dosis. Lalu dilakukan pengadukan cepat (100 rpm) selama 3 menit dan pengadukan lambat (80 rpm) selama 12 menit. Setelah didiamkan selama 30 menit. Lalu diukur Kadar TSS sampel. Desain penelitian yang digunakan adalah rancangan control group pretest-posttest yaitu dengan melihat kadar TSS kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebelum dan sesudah perlakuan dengan 3 kali replikasi.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kadar TSS sebelum perlakuan sebesar 1816 mg/l dan rata-rata kadar TSS sesudah perlakuan mengalami penurunan dengan penurunan terbesar pada dosis 3580 mg/l yaitu 266 mg/l dan terendah pada dosis 2620 mg/l yaitu 1060 mg/l. Pada kontrol rata –rata kadar TSS sesudah perlakuan 1519 mg/l dengan persentase penurunan 16%.Persentase penurunan pada 5 variasi dosis serbuk biji kelor berkisar antara 42%-85% dimana semakin besar dosis yang digunakan maka persentase penurunan semakin besar.
Hasil rata-rata kadar TSS penurunan maksimum setelah perlakuan yaitu 266 mg/l sehingga tidak ada yang efektif dalam menurunkan kadar TSS sampai dengan baku mutu yang ditetapkan oleh Pergub Provinsi DKI Jakarta no 69 tahun 2013 yaitu 100 mg/l.
Kepustakaan : 13 (1987 – 2014)
Klasifikasi : Penelitian 8
Peraturan 2
Air Limbah 2
Metedologi Penelitian 1
Kata kunci : PTAL - UJI COBA VARIASI DOSIS KOAGULAN SERBUK BIJI KELOR TERHADAP PENURUNAN KADAR TSS (TOTAL SUSPENDED SOLID) PADA LIMBAH CAIR...
Pengabstrak : KRA
Tidak tersedia versi lain