Skripsi
Perbedaan Status Gizi Berdasarkan TB/U dan Penyakit Infeksi Pada Anak Balita Usia 6-59 Bulan Di Kelurahan dengan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) Tinggi dan SBS Rendah Di Area Kerja Puskesmas Bondongan Bogor Selatan
ABSTRAK
JURUSAN GIZI POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II
SKRIPSI, 15 MEI 2019
NISRI INA ZAHRAH
“PERBEDAAN STATUS GIZI BERDASARKAN TB/U DAN PENYAKIT INFEKSI PADA ANAK BALITA USIA 6-59 BULAN DI KELURAHAN DENGAN STOP BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN (SBS) TINGGI DAN SBS RENDAH DI AREA KERJA PUSKESMAS BONDONGAN BOGOR SELATAN”
xiii, V BAB, 74 halaman, 12 tabel, 6 lampiran
Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam kurun waktu cukup lama. Prevalensi stunting tahun 2018 yaitu 30,8%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status gizi (TB/U) dan penyakit infeksi pada anak balita usia 6- 59 bulan di Kelurahan dengan Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) tinggi dan SBS rendah di area kerja Puskesmas Bondongan Bogor Selatan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel secara kelompok atau gugus (cluster sampling) dengan jumlah sampel sebanyak 76 anak. Penelitian ini dilakukan pada bulan April tahun 2019. Data dikumpulkan dengan kuesioner melalui wawancara serta pengukuran langsung antropometri. Hasil penelitian dengan uji Chi square menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna antara status gizi (TB/U) di Kelurahan dengan SBS tinggi dan rendah namun, anak balita pada kelompok SBS rendah berisiko lebih tinggi memiliki status gizi (TB/U) stunting (p = 0,249, OR: 2,4, 95% CI: 0,7-7,7), terdapat perbedaan yang bermakna antara penyakit infeksi di Kelurahan dengan SBS tinggi dan rendah, anak balita pada kelompok SBS rendah berisiko lebih tinggi memiliki riwayat penyakit infeksi (p = 0,005, OR: 15,1, 95% CI:1,8-123,9), tidak terdapat hubungan yang bermakna antara riwayat penyakit infeksi pada kelompok SBS tinggi (p = 1,000, OR: 0,8, 95% CI : 0,15-4,03) maupun SBS rendah (p = 0,748). Dari
hasil penelitian, disarankan agar program Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS) lebih ditingkatkan secara luas. Sehingga, dapat menurunkan resiko terjadinya status gizi (TB/U) stunting dan penyakit infeksi pada balita akibat dari buang air besar sembarangan.
Kata kunci : Stunting, Penyakit Infeksi, Program SBS Kepustakaan : 56 (1991 – 2018)
Tidak tersedia versi lain