Karya Tulis Ilmiah
Pemodelan Elektrostimulator Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535
ABSTRAK
Ian Andrisampurno,
“Pemodelan Elektrostimulator Berbasis Mikrokontroller Atmega8535”
di bawah bimbingan H. Ansor Ibrahim Usman ST,MT. dan H. Ir. Andy Sambiono, M.Kes, 2017, 72 halaman + xvii +58 lampiran
Karya tulis dengan judul “Pemodelan Elektrostimulator Berbasis Mikrokontroller Atmega 8535”, bertujuan untuk merancang dan membuat alat yang berfungsi sebagai alat terapi saraf otot kondisi akut yang memanfaatkan arus listrik berfrekuensi rendah. Frekuensi yang digunakan adalah 5 Hz, 10 Hz, 15 Hz, 20 Hz. Waktu alat maksimal 25 menit dan terkontrol agar ketepatan hasil dapat tercapai. Menggunakan jenis arus faradic dengan mode continuous dan interrupted. Untuk mendapatkan frekuensi dan mode keluaran dari alat, maka digunakan dua oscilator Astabil multivibrator. Pengujian dilaksanakan di Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan jakarta II pada ruangan Lab Tugas Akhir. Metode yang dilakukan yaitu mencari referensi alat dengan melakukan studi pustaka, kemudian membuat blok diagram, wiring diagram, membuat modul, melakukan uji fungsi dan pendataan modul, melakukan analisa data dan diakhiri dengan membuat serta menyusun karya tulis ilmiah Pemodelan Elektrostimulator Berbasis Mikrokontroller Atmega8535. Pengujian dilakukan menggunakan oscilloscope dan multimeter. Metode pengujian yang dilakukan adalah dengan membandingkan antara frekuensi pada oscilloscope dan frekuensi pada display LCD serta mengukur keakurasian waktu dengan metode membandingkan waktu pada display LCD dengan stopwatch pada Handphone. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan perencanaan yang sudah dibuat, alat ini sudah dilakukan uji fungsi terlebih dahulu sebelum direalisasikan sebagai suatu Modul dan Karya Tulis Ilmiah. Hasil pendataan pada titik 1 yang merupakan pengukuran frekuensi pada mode intterupted, % kesalahan sebesar 6,234%, ini dianggap masih wajar karena tidak melewati 10%. Total kesalahan pada titik 1 untuk mode continuous sebesar 1,18%. Total kesalahan pada titik 2 untuk pengukuran arus untuk mode continuous sebesar 9,52%. Total kesalahan pada titik 2 untuk pengukuran frekuensi pada mode intterupted sebesar 6,98%. Total kesalahan pada titik 2 untuk pengukuran frekuensi pada mode continuous sebesar 2,78%. Sedangkan total % kesalahan untuk uji fungsi sebesar 0,267%.Untuk pengembangan penelitian, perluas jangkauan frekuensi agar tidak hanya untuk terapi saraf otot kondisi akut namun bisa juga digunakan untuk kondisi kronik.
Kata kunci : frekuensi rendah, saraf otot, nilai tahanan, mode continuous, mode interrupted, osilator 1, osilator 2.
Tidak tersedia versi lain