Skripsi
Perubahan Volume Tumor Post-Radiasi Eksterna pada Pasien Kanker Nasofaring di Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Kanker Dharmais
Tugas radioterapis memberikan treatment secara fraksinasi dengan efektif dan efisien diharapkan respon radiasi dapat dicapai untuk perubahan volume tumor sehingga prinsip dalam radioterapi untuk mematikan sebanyak mungkin sel kanker terpenuhi. Namun dikarenakan adanya faktor prognostik yang dapat mempengaruhi respon radiasi seperti Epstein–Barr Virus, sistem stadium TNM, tumor primer, usia penderita, jenis kelamin, jenis pengobatan, dan histopatologi, maka penelitian ini dilakukan bertujuan untuk menganalisis perubahan volume tumor post–radiasi eksterna pada pasien kanker nasofaring.
Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif untuk mengetahui perubahan volume tumor dari pro–radiasi sampai post–radiasi eksterna pada pasien kanker nasofaring. Sampel yang digunakan adalah data sekunder milik Instalasi Radioterapi Rumah Sakit Kanker Dharmais pada pasien kanker nasofaring dalam tahun 2017. Sampel penelitian diambil terhadap subyek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Dari 51 sampel penelitian, hasil yang didapat berdasarkan stadium, perubahan volume tumor post-radiasi dari stadium II, III, dan IV sebesar 206,56643cc, 135,81397cc, dan 168,83302cc. Berdasarkan jenis kelamin, perubahan volume tumor post-radiasi dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan sebesar 174,18946cc dan 176,02196cc. Berdasarkan usia, perubahan volume tumor post-radiasi pada kelompok usia 20-39 tahun, 40-49 tahun dan >50 tahun sebesar 183,42215cc, 175,36875cc, dan 166,95548cc.
Disimpulkan bahwa perubahan volume tumor paling besar yang mengarah pada keefektivitasan radiasi dan prognosis yang lebih baik berdasarkan stadium adalah pada stadium II, beradasarkan jenis kelamin adalah pada jenis kelamin perempuan, dan berdasarkan usia adalah pada kelompok usia 20-39 tahun.
Tidak tersedia versi lain