Skripsi
Hubungan Faktor Predisposisi, Pendukung, Pendorong Pedagang Pangan Jajanan Anak Sekolah Terhadap Kandungan Formalin Pada Pangan Jajanan di Kantin Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu Kota Jakarta Selatan Tahun 2025
Keamanan pangan merupakan salah satu aspek utama yang harus dipenuhi dalam setiap makanan yang dikonsumsi. Pangan yang aman akan memberikan manfaat positif bagi kesehatan konsumen, sedangkan pangan yang terkontaminasi justru dapat menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan. rnrnBerdasarkan buku Laporan Tahunan Balai Besar Pengawas Obat Makanan (BBPOM) 2022, dari 258 sampel yang diambil dalam pemeriksaan pangan jajanan anak sekolah di Jakarta Selatan didapatkan 12% sampel masih mengandung formalin. Menurut tenaga kesehatan lingkungan di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu, masih ditemukan pangan jajanan yang terduga mengandung formalin. Hal ini didukung oleh penelitian Aulia (2023) di wilayah Kecamatan Pasar Minggu dari 5 sampel yang diuji terdapat 3 sampel yang positif formalin yaitu sampel tahu putih, mie kuning, dan otak-otak.rnrnPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor predisposisi, faktor pendukung, faktor pendorong pedagang pangan jajanan anak sekolah dengan kandunga formalin pada pangan jajanan di Kantin Sekolah Wilayah Kerja Puskesmas Pasar Minggu, Kota Jakarta Selatan, Tahun 2025. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pedagang pangan jajanan anak sekolah yang memenuhi kriteria inklusi, dengan jumlah sampel sebanyak 40 pedagang dan 40 sampel pangan jajanan. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat dan bivariat menggunakan uji chi square.rnrnHasil penelitian diperoleh bahwa variabel yang berhubungan dengan kandungan formalin pada pangan jajanan yaitu pengetahuan (p-value = 0,022), sikap (p-value = 0,022), dan tindakan (p-value = 0,054). Sementara variabel yang tidak berhubungan dengan kandungan formalin pada pangan jajanan yaitu faktor predisposisi antara lain usia (p-value = 0,893) dan lama berdagang (p-value = 1,000), faktor pendukung yaitu aksesibilitas mendapat bahan pangan (p-value = 0,214), dan faktor pendorong antara lain pengawasan (p-value = 0,149) dan pembinaan (p-value = 0,209).
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain