Karya Tulis Ilmiah
Pola Peresepan Obat pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Instalasi Rawat Jalan Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2024
Pendahuluan: Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru yang bersifat persisten dan progresif, sehingga memerlukan penatalaksanaan yang tepat, baik secara farmakologis maupun non-farmakologis. Pola peresepan obat yang sesuai dengan pedoman klinis berperan penting dalam mengendalikan gejala, memperbaiki kualitas hidup, mencegah serta mengatasi eksaserbasi, dan menurunkan angka kematian pada pasien PPOK.rnTujuan: Mengetahui pola peresepan obat pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih tahun 2024. rnMetode: Penelitian ini menggunakan desain deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Data diambil dari rekam medis pasien PPOK menggunakan teknik systematic random sampling sesuai kriteria inklusi dan eksklusi, dengan jumlah sampel sebanyak 97 pasien.rnHasil: Sebagian besar pasien PPOK berjenis kelamin laki-laki (63,91%) dan berusia 66 tahun (54,63%). Komorbid terbanyak adalah diabetes melitus (24,55%). N-acetylcysteine (tablet) dan tiotropium bromida (inhaler) merupakan zat aktif yang paling banyak diresepkan. Mukolitik oral menjadi golongan terbanyak (23,72%), diikuti kombinasi LABA dan kortikosteroid inhalasi (17,88%). Mayoritas pasien menerima terapi kombinasi (82,47%) dan menggunakan sediaan inhalasi (78,35%).rnKesimpulan: Pola terapi pada pasien PPOK didominasi oleh terapi kombinasi agonis beta-2 dan kortikosteroid dalam bentuk sediaan inhalasi.rnKata Kunci: Pola peresepan, PPOK, Rawat Jalan, RSIJ Cempaka Putih
Tidak tersedia versi lain