Karya Tulis Ilmiah
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP TENAGA VOKASI FARMASI TERHADAP RESISTENSI ANTIBIOTIK DI DKI JAKARTA
Pendahuluan: Resistensi terhadap antibiotik adalah isu kesehatan global yang semakin meningkat, dipengaruhi oleh penggunaan antibiotik yang tidak tepat dan tidak rasional. Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba mengatakan bahwa resistensi bakteri di Indonesia terus meningkat dari tahun 2013, 2016 hingga 2019. Tingkat resistensi antimikroba meningkat dari 40%, 60%, dan 60,4% pada tahun 2019. Tenaga Vokasi Farmasi memiliki peran krusial dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotik, terutama dalam memberikan informasi obat kepada pasien. rnTujuan: Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan dan sikap Tenaga Vokasi Farmasi terhadap resistensi antibiotik di DKI Jakarta.rnMetode: Penelitian ini menggunakan survei deskriptif kuantitatif dengan desain cross-sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling dan menghasilkan sampel sebanyak 100 responden. Analisis data dilakukan menggunakan metode analisis univariat. rnHasil: Mayoritas responden adalah perempuan (69%), berusia 20-25 tahun (73%), dengan pendidikan terakhir D3 Farmasi (48%), dan lama bekerja 1-5 tahun (88%). Sebagian besar memiliki income per bulan antara Rp 1.000.000-Rp 5.000.000 (67%) dan tidak bekerja di lebih dari satu apotek (74%). Terkait pengetahuan, 74% Tenaga Vokasi Farmasi memiliki tingkat pengetahuan yang baik, 24% cukup, dan 2% kurang. Untuk sikap terhadap resistensi antibiotik, 83% Tenaga Vokasi Farmasi menunjukkan sikap yang baik, 16% cukup, dan 1% kurang.rnKesimpulan: Tenaga Vokasi Farmasi memiliki pengetahuan baik (74%) dan sikap baik (83%) terhadap resistensi antibiotik. rnKata Kunci: Resistensi antibiotik, antibiotik, Tenaga Vokasi Farmasi, pengetahuan, sikap
Tidak tersedia versi lain