Karya Tulis Ilmiah
UJI COBA PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DENGAN VARIASI AMPAS KOPI DAN AMPAS KELAPA DI WORKSHOP JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA II TAHUN 2024
Berdasarkan Sistem Informasi Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, pada tahun 2023 data pengolahan sampah menunjukkan bahwa
Indonesia menghasilkan 18,081,278.88 ton timbulan sampah. Sampah organik yang
menjadi perhatian adalah ampas kopi dan ampas kelapa. Pemanfaatan ampas kopi dan
ampas kelapa sebagai bahan baku briket dapat membantu mengatasi permasalahan
tersebut.
Telah dilakukan penelitian pembuatan briket bioarang dengan menggunakan ampas
kopi dan ampas kulit bawang merah oleh Yan El Unzilatirrizqi D dan Wadli dengan
hasil briket komposisi ampas kopi 75% : kulit bawang merah 25% sudah sesuai dengan
SNI yaitu, dengan kadar air 6,55%. Sedangkan penelitian ampas kelapa, dilakukan
oleh Kori Wulandari dengan hasil uji mutu briket bioarang terbaik adalah pada
komposisi ampas tahu 50% : ampas kelapa 50% yaitu dengan kadar air 47,38%,
kerapatan 0,5262 gram/cm3, lama mendidihkan air selama 7 menit 46 detik dan lama
nyala api selama 63 menit 5 detik.
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Uji Coba Pembuatan Briket Bioarang dengan Variasi Komposisi Ampas Kopi
dan Ampas Kelapa di Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II Tahun 2024”
Jenis penelitian ini bersifat eksperimen untuk mengetahui mutu briket bioarang
meliputi kerapatan, kadar air, lama mendidihkan air dan lama nyala api. Penelitian
dilakukan di Workshop Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Jakarta II.
Mutu briket seluruh variasi komposisi belum ada yang memenuhi syarat SNI 01-6235-
2000 dan SNI 06-3730-1995, lalu bila dinilai berdasarkan tabel kriteria mutu maka
briket variasi komposisi ampas kopi 100%, ampas kelapa 100%, ampas kopi 75% :
ampas kelapa 25%, ampas kopi 50% : ampas kelapa 50% masuk dalam kriteria kurang
baik, sedangkan briket variasi komposisi ampas kelapa 75% : ampas kopi 25% masuk
dalam kriteria buruk. Pada proses penjemuran bahan baku, sebaiknya dilakukan lebih
lama hingga benar-benar kering, sehingga kadar air lebih optimal dan pada proses
pengarangan sebaiknya menggunakan wajan atau panci yang lebih besar dari yang
peneliti gunakan (3.977,3 cm3
), agar proses pengarangan dapat dilakukan dengan cepat
dan menghemat waktu penelitian.
Tidak tersedia versi lain