Skripsi
Hubungan pengetahuan, sikap, tindakan pedagang makanan jajanan sekolah dasar serta reinforcing factors dari puskesmas terhadap kandungan Rhodamin B di wilayah kerja puskesmas kecamatan Kembangan Jakarta Barat Tahun 2018
Makanan jajajan Sekolah Dasar yang diminati oleh siswa siswi Sekolah Dasar dan menjadi salah satu makanan yang sering ditambahkan dengan zat pewarna Rhodamin B dikarenakan warna makanan yang kurang menarik. SK Menteri Kesehatan RI Nomor 722/Menkes/Per/IX/88 tentang Bahan Tambahan Pangan melarang pemakaian Rhodamin B pada makanan. Akan tetapi masih banyak pedagang yang menambahkan zat pewarna Rhodamin B pada dagangannya. Larangan penggunaan Rhodamin B pada makanan dikarenakan dampak kesehatan yang dapat ditimbulkan, diantaranya iritasi saluran pernafasan, iritasi kulit, iritasi pada mata, iritasi pada saluran pencernaan, keracunan, gangguan hati dan dapat menyebabkan kanker.
Pada saat penulis melakukan observasi ke Sekolah Dasar 03 dan 04 Meruya Selatan, diduga masih ada makanan yang memiliki warna merah mencolok seperti saos pada makanan, kripik singkong pedas, dll. Telah terjadi keracunan di SDN 01 Meruya Selatan dengan jumlah korban 2 siswa yang mengalami keracunan. Dan pada data Puskesmas Kecamatan Kembangan tahun 2017 terdapat 3 sampel makan positif Rhodamin B dari 6 sampel yang diambil.
Penelitian dengan judul “ Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Pedagang Makanan Jajanan Sekolah Dasar Serta Reinforcing Factors dari Puskesmas Terhadap Kandungan Rhodamin B di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat Tahun 2018 , bertujuan untuk mengetahui kandungan Rhodamin B pada makanan jajanan SD dan perilaku pedagang, serta hubungan perilaku pedagang dengan kandungan Rhodamin B pada makanan jajanan SD. Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross sectional . Dari 124 pedagang terdapat 74 pedagang yang diduga daganganya mengandung Rhodamin B dari 45 Sekolah Dasar Negeri yang ada diwilayah Kecamatan Kembangan
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa dari 74 pedagang makanan jajanan, semua sampel yang diuji (100%) negative mengandug Rhodamin B. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan, sikap dan tindakan yang baik mengenai zat pewarna Rhodamin B yaitu 94,6%, 95,9% dan 87,8%. Berdasarkan analisis statistik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) pedagang dengan kandungan Rhodamin B pada makanan jajanan dikarenakan data dependent (keberadaan Rhodamin B) homogen. Untuk meningkatkan pengetahuan pedagang makanan jajanan diperlukan adanya penyuluhan secara rutin oleh petugas kesehatan atau puskesmas dan juga melakukan pengawasan seperti pengambilan sampel secara menyeluruh.
Kepustakaan
: 15 (1999 - 2017)
Klasifikasi
:Berita
: 1
Jurnal
: 1
Kesmas
: 2
Metodelogi Penelitian
: 1
Penyehatan Makanan
: 2
Perundang - undangan
: 3
Regulasi Kesehatan
: 4
Statistik
: 2
Tidak tersedia versi lain