Karya Tulis Ilmiah
Gambaran Resiko Beban Antikolinergik Pada Pasien Geriatri Rawat Jalan Poli Saraf Di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Tahun 2023
Pendahuluan: Pada tahun 2020, jumlah penduduk lanjut usia di Indonesia mencapai 27,08 juta jiwa, yang diperkirakan akan terus bertambah menjadi 40,95 juta jiwa pada tahun 2030. Pada populasi geriatri, penggunaan obat antikolinergik sering dikaitkan dengan berbagai efek samping yang signifikan. Obat antikolinergik, yang bekerja dengan menghambat neurontransmitter asetilkolin, dapat memengaruhi berbagai sistem saraf pusat. Tingkat keparahan efek antikolinergik dapat dihitung dengan Anticholinergic Cognitive burden Scale (ACB). Dengan begitu, Semakin tinggi skor ACB semakin tinggi jumlah beban antikolinergik. Beban Antikolinergik memiliki potensi untuk meningkatkan penurunan fungsi kognitif dapat menyebabkan gangguan dalam memori, perhatian, orientasi, yang pada gilirannya berkontribusi pada peningkatan risiko jatuh.
Tujuan: Mengetahui jumlah dan persentase peresepan penggunaan obat berefek antikolinergik pada pasien geriatri rawat jalan RS Islam Jakarta Cempaka Putih pada tahun 2023.
Metode: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan retrospektif. Pengambilan data sekunder pasien geriatri yang menerima peresepan obat berefek antikolinergik pada tahun 2023 dalam bentuk rekam medik pasien geriatri.
Hasil: Berdasarkan hasil pengolahan data terdapat 114 pasien yang sesuai dengan kriteria. Pasien perempuan mendapatkan obat berefek antikolinergik terbanyak yaitu tebanyak 65 pasien (57,02%), berdasarkan kelompok usia terbanyak yaitu pada kelompok 76-85 tahun sebesar 57 pasien (50%). Diagnosis penyakit terbanyak yaitu penyakit parkinson sebesar 26 pasien (22,81%). Golongan dan jenis obat berefek antikolinergik paling banyak diresepkan pada score 3 yaitu amitriptiline (46,06%). Jumlah Beban antikolinergik paling banyak 3 per pasien sebanyak 51 pasien (44,74%).
Kesimpulan: Tidak adanya beban antikolinergik yang lebih dari 3 obat. Namun farmasis tetap perlu pengawasan untuk meminimalkan efek samping yang merugikan.
Kata Kunci: Obat berefek antikolinergik, geriatri, ACBs
Tidak tersedia versi lain