Karya Tulis Ilmiah
Mutu Organoleptik dan Tingkat Kesukaan Biskuit “Pistelka” dengan Formulasi Tepung Kacang Bogor, Tepung Pisang Raja dan Tepung Bunga Telang Sebagai Makanan Selingan Tinggi Serat dan Antosianin
Hipertensi menjadi salah satu penyakit tidak menular yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi pada semua kelompok umur di Indonesia mengalami peningkatan menjadi 34,1% dari yang sebelumnya sebesar 25,8% pada Riskesdas 2013. Hipertensi tidak hanya diderita oleh orang dewasa dan lansia, tetapi juga pada remaja. Prevalensi nasional hipertensi pada usia 15-17 tahun berdasarkan JNC (Joint National of Comitee) VII 2003 didapatkan sebesar 5,3%, pada laki-laki 6,0% dan perempuan 4,7%. Pencegahan peningkatan hipertensi dapat dilakukan dengan memanfaatkan bahan pangan lokal sebagai makanan selingan alternatif yang mengandung serat dan komponen bioaktif. Tujuan penelitian itu adalah menghasilkan biskuit “Pistelka” dengan formulasi tepung kacang bogor, tepung Pisang raja, dan tepung bunga telang. Penelitian ini bersifat eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap 3 perlakuan dan 3 replikasi. Penelitian dilakukan di Laboratorium Pangan dan Laboratorium Uji Cita Rasa Jurusan Gizi Poltekkes Jakarta II dengan 30 panelis semi terlatih. Data uji organoleptik diolah secara statistik dengan uji Friedman dan Wilcoxon dengan p=0.05 untuk menentukan taraf signifikasi. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh signifikan (P0,05) pada warna, aroma dan rasa. Biskuit “Pistelka” terpilih adalah formulasi tepung kacang bogor 8,6 g, tepung pisang raja 3,7 g, dan tepung bunga telang 0,7 g dengan karakteristik warna biru tua, aroma tidak langu, rasa manis aftertaste pahit tidak nyata, tekstur agak renyah, dan disukai oleh 70% panelis. Kandungan gizi yang terdapat dalam 1 takaran saji (35 g) sebesar energi 215,7 kkal, protein 6,4 g, lemak 8,7 g, karbohidrat 28,9 g, serat 7,29 g dan antosianin 29,4 mg.
Tidak tersedia versi lain