Skripsi
Formulasi Tepung Biji Bunga Matahari (Helianthus Annus), Tepung Bayam Merah (Amaranthus Tricolor) Dan Biji Wijen Pada Keripik “Helichips” Sebagai Makanan Selingan Tinggi Serat Dan Antioksidan
Diabetes adalah kondisi kronis yang disebabkan oleh hiperglikemia karena tubuh tidak dapat menggunakan atau memproduksi insulin secara efektif. Menurut Riskesdas, prevalensi diabetes melitus di Indonesia pada usia yaitu 45-54 tahun meningkat dari 3,3% pada tahun 2013 menjadi 3,9% pada tahun 2018. Serat dan lignan memiliki hubungan terhadap terjadinya diabetes melitus. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk dengan menggunakan tepung biji bunga matahari, tepung bayam merah dan biji wijen terhadap mutu organoleptik dan tingkat kesukaan keripik “Helichips” sebagai makanan selingan tinggi serat dan antioksidan. Jenis penelitian ini bersifat eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan 3 macam perlakuan serta 3 replikasi. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa/i jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Produk dibuat di Laboratorium Pangan Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II. Analisis zat gizi dilakukan di Laboratorium Saraswanti Indo Genetech (SIG). Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif frekuensi, uji Friedman dan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan formulasi tepung biji bunga matahari, tepung bayam merah dan biji wijen memberikan pengaruh signifikan terhadap warna dan rasa ( p < 0,05 ). Produk yang lebih banyak disukai panelis adalah produk dengan formulasi 3 (32 g tepung biji bunga matahari, 22 g tepung bayam merah dan 10 g biji wijen) dengan kriteria warna coklat tua, aroma agak beraroma wijen, rasa agak gurih, tekstur agak renyah dan tingkat kesukaan agak suka. Hasil analisis zat gizi pada produk terpilih (40 g) adalah energi 198,1 kkal, protein 9,9 g, lemak 11 g, karbohidrat 14,7 g, serat 8 g. Sedangkan berdasarkan perhitungan keripik “Helichips” mengandung antioksidan (lignan) 19,02 mg.
Tidak tersedia versi lain