Skripsi
Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tingkat Kelelahan Kerja Pada Pekerja Di Bagian Produksi PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills, Cakung Jakarta Timur Tahun 2018
Kelelahan adalah keadaan yang disertai dengan penurunan efisiensi dan ketahanan dalam bekerja atau suatu mekanisme perlindungan tubuh agar kerusakan pada tubuh dapat dihindarkan, maka diperlukan istirahat untuk pemulihan. Kelelahan kerja disebabkan oleh banyak faktor baik dari faktor individu, dan juga faktor dari luar seperti lingkungan kerja.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan sebelumnya dengan menggunakan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) didapatkan hasil responden yang mengalami tingkat kelelahan kerja rendah sebanyak 45 pekerja, tingkat kelelahan kerja sedang 23 orang dengan suhu di ruang Produksi didapatkan hasil antara 31,5 – 36,6˚C.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan kerja pada pekerja di bagian Produksi di PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan desain penelitian cross sectional, dengan uji statistik Chi Square dan Uji T-Test untuk melihat hubungan antara variabel independen dengan dependen. Sampel penelitian ini adalah pekerja di bagian produksi Melting dan Rolling PT. Jakarta Cakratunggal Steel Mills sebanyak 71 pekerja dengan shift kerja pagi dari total populasi sebanyak 235 pekerja dari keseluruhan populasi pekerja di bagian produksi Melting dan Rolling. Pengambilan data kelelahan kerja menggunakan Kuesioner Industrial Fatigue Research Committe (IFRC).
Hasil penelitian menunjukkan gambaran pekerja yang mengalami tingkat kelelahan kerja rendah sebanyak 43 pekerja (60,6%) dan terdapat 28 pekerja (39,4%) yang mengalami tingkat kelelahan kerja sedang. Dari hasil uji statistik yang dilakukan dari delapan faktor kelelahan kerja yang diteliti, yang mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya kelelahan kerja adalah status gizi dengan nilai P Value (0,001), beban kerja dengan nilai P Value (0,015) dan tekanan panas dengan nilai P Value (0,031).
Berdasarkan hasil penelitian, saran yang diberikan adalah sebaiknya perusahaan menambahkan jumlah pendingin (cooler) khususnya pada area mesin yang suhu (tekanan panas) sangat tinggi, atau menambah sistem ventilasi alami agar lebih banyak pertukaran udara yang terjadi.
Tidak tersedia versi lain