Skripsi
PERBANDINGAN 3D MAGNETIC RESONANCE UROGRAPHY (MRU) STATIC-FLUID TANPA COMPRESSED SENSING DAN MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING DI INSTALASI RADIOLOGI RSUP FATMAWATI JAKARTA
PERBANDINGAN 3D MAGNETIC RESONANCE UROGRAPHY (MRU) STATIC-FLUID TANPA COMPRESSED SENSING DAN MENGGUNAKAN COMPRESSED SENSING DI INSTALASI RADIOLOGI RSUP FATMAWATI JAKARTA
V Bab + 98 Halaman + 59 Gambar + 23 Tabel + 15 Lampiran
Latar belakang penelitian: 3D MRU static-fluid merupakan pemeriksaan pelengkap yang rutin dilakukan di RSUP Fatmawati Jakarta pada pencitraan MRI abdomen dan pelvis yang bertujuan sebagai screening terhadap tractus urinarius dengan mencitrakan cairan urin yang statis atau pergerakannya lambat tanpa membutuhkan media kontras. Pencitraan ini diperoleh dengan respiratory-triggering yang memiliki kekurangan yaitu waktu akuisisi yang lama dan tergantung pada pola napas pasien sehingga lebih rentan terhadap motion artifact. Waktu akuisisi yang lama pada MRI juga mengharuskan pasien untuk tetap diam dalam waktu yang lama, meningkatkan biaya dan membatasi jumlah pasien yang dapat dilayani dengan MRI. Pesawat MRI Siemens Altea 1.5 Tesla di Instalasi Radiologi RSUP Fatmawati Jakarta memiliki aplikasi akselerasi atau pemercepat waktu terbaru yaitu aplikasi compressed sensing. Compressed sensing mempercepat waktu akuisisi MRI dengan memperoleh lebih sedikit data melalui undersampling k-space sembari mempertahankan kualitas citra. Penelitian ini meneliti aplikasi compressed sensing pada 3D MRU di pesawat MRI Siemens Altea 1.5 Tesla.
Tujuan penelitian: penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbandingan kualitas citra antara sekuens 3D SPACE MRU tanpa compressed sensing dan menggunakan compressed sensing.
Desain penelitian: penelitian bersifat eksperimental dengan studi sebelum dan sesudah intervensi dan menggunakan metode kuantitatif yang menganalisis data numerik. Penelitian dilakukan di Instalasi Radiologi RSUP Fatmawati Jakarta dengan 15 orang sampel yang mewakili populasi untuk diambil data 3D MRU. Pengumpulan data dilakukan secara prospektif pada bulan Oktober-November 2023 dengan metode observasi, kuesioner terhadap 3 orang dokter spesialis radiologi, dan dokumentasi.
Hasil penelitian: Penerapan compressed sensing pada 3D MRU static-fluid menurunkan waktu pemeriksaan secara signifikan (p < 0.05) dengan persentase ± 68.75%. Penilaian informasi anatomi pada 3D MRU static-fluid tanpa compressed sensing dan 3D MRU static-fluid menggunakan compressed sensing tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p > 0.05). Penilaian artefak pada 3D MRU static-fluid tanpa compressed sensing dan 3D MRU static-fluid menggunakan compressed sensing juga tidak menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p > 0.05). Berdasarkan persentase hasil pilihan responden, perbandingan kualitas citra dari penilaian anatomi dan artefak, dan efisiensi waktu akuisisi, sekuens yang lebih baik antara 3D MRU static-fluid tanpa compressed sensing dan 3D MRU static-fluid menggunakan compressed sensing untuk membantu menegakkan diagnosis adalah 3D MRU static-fluid menggunakan compressed sensing.
Kata kunci: Magnetic Resonance Urography, 3D MRU static-fluid, compressed sensing
Tidak tersedia versi lain