Skripsi
ANALISA PERBANDINGAN INFORMASI CITRA ANATOMI ANTARA PHASE ENCODING DIRECTION ANTERIOR-POSTERIOR DAN SUPERIOR-INFERIOR MRI NASOFARING SEQUENCE T1 TSE POTONGAN SAGITAL DI RS KANKER DHARMAIS TAHUN 2023
Latar Belakang : Pemeriksaan MRI nasofaring terletak pada bagian leher sangat rentan terhadap pergerakan. Ini dapat menurunkan detail informasi anatomi dan diagnosis radiolog secara akurat. Penerapan Phase Encoding Direction adalah salah satu metode yang dapat meminimalisasi artefak yaitu dengan menukar arah Phase Encoding Direction sehingga artefak menuju ke arah lain dan artefak tidak mengganggu objek anatomi yang di inginkan.
Tujuan : Menganalisa pengaruh penggunaan Phase Encoding Direction Anterior-Posterior dan Superior-Inferior terhadap informasi citra anatomi MRI nasofaring pada sequence T1 TSE potongan sagital di RS Kanker Dharmais tahun 2023..
Metode : Desain penelitian ini adalah kuantitatif analitik. Di Rumah Sakit Kanker Dharmais pada juni s.d Juli 2023. Populasi penelitian ini adalah semua pasien MRI Nasofaring, sedangkan 16 sampel diambil secara purposive sampling, metode pengolahannya yaitu observasi dan eksperimen, Instrument penelitiannya adalah lembar kerja observasi, lembar kuisioner, dokumentasi, dan DVD-R. pengolahan data dilakukan dengan program aplikasi statistik.
Hasil : Hasil uji Wilcoxon diperoleh p-value (0.081) ≥ 0.05 untuk detail anatomi, p-value (0.420) ≥ 0.05 untuk kontras citra dan p-value (0.018) ≤ 0.05 untuk artefak. Hal ini menjelaskan bahwa penilaian detail anatomi dan kontras citra terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan Phase Encoding Anterior-Posterior dan Superior-Inferior. Sedangkan untuk penilaian artefak dapat di jelaskan bahwa terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara penggunaan Phase Encoding Anterior-Posterior dan Superior-Inferior pada pemeriksaan MRI Nasofaring sequence T1 TSE sagital. Phase Encoding Anterior-Posterior dapat memberiksan detail anatomi dan kontras citra dengan lebih optimal, sedangkan Phase Encoding Superior-Inferior lebih optimal dalam meminimalisasi artefak.
Kata Kunci : MRI nasofaring, Phase Encoding Anterior-Posterior, Phase Encoding Superior-Inferior
Tidak tersedia versi lain